Waspadai Hujan Lebat dalam Tiga Hari Kedepan di Pesisir Sumbar dan Mentawai
VALORAnews - Hujan lebat seperti ditumpahkan mengguyur Kota Padang dan sekitarnya, Senin (19/9/2016) dinihari. Sebagian warga yang terlelap, tersentak bangun akibat kerasnya bunyi rintik hujan yang mengguyur atap rumah.
Potensi hujan lebat yang mengguyur Kota Padang dan sekitarnya pada Senin dinihari, menurut perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), akan berlangsung hingga tiga hari ke depan.
"Dari kondisi atmosfir yang terpantau, wilayah pesisir Sumbar secara umum berpotensi terjadi hujan lebat dalam tiga hari kedepan," ungkap Koordinator BMKG se-Sumbar, Rahmat Triyono, beberapa saat lalu.
Kepala Seksi (Kasi) Obsevasi dan Informasi BMKG Ketaping, Padangpariaman, Budi Iman Samiaji menambahkan, puncak hujan lebat ini diperkirakan akan terjadi antara 19-23 September 2016.
Baca juga: Gempa Magnitudo 5.0 Goncang Mentawai, Ini Analisis Kapus Gempabumi dan Tsunami BMKG
"Pesisir pantai dan Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan daerah terpapar hujan dengan potensi intesitas sangat lebat," ujar Budi Iman.
Potensi hujan lebat ini, terang Budi Iman, sesuai pantauan satelit cuaca yang menunjukan adanya indikasi dipole mode negatif dan MJO phase 4 serta posisi semu matahari di khatulistiwa yang menambah pasokan uap air.
"Dipole negatif dapat diartikan dengan adanya pergerakan massa uap air dari wilayah pantai timur Afrika menuju Samudera Hindia sebelah barat Sumatera," tambah Kepala BMKG Bukit Kototabang, Agam, Edison Kurniawan.
"Madden Julian Oscillation (MJO) adalah suatu gelombang atau osilasi sub musiman yang terjadi di lapisan troposfer wilayah tropis, akibat dari sirkulasi sell skala besar di ekuatorial yang bergerak dari barat ke timur yaitu dari laut Hindia ke Pasifik Tengah dengan rentang daerah propagasi 15LU - 15LS," tambah Edison Kurniawan.
Baca juga: Ini Prakiraan Cuaca di 4 Objek Wisata Pantai Unggulan di Sumbar dari Sabtu Pagi hingga Sore
"Dipole mode negatif dan MJO phase 4 bukan penyebab utama terjadinya hujan. Hanya faktor penambah uap air hujan yang biasa jadi sedikit luar biasa dengan penambahan uap air," timpal Budi Iman dalam percakapan di grup whatsapp BMKG dan stakeholder. (kyo)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro