Limbah Medis RSUP M Djamil Menumpuk 50 Ton, Warga Resah
VALORAnews -- Limbah medis atau limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) RSUP M Djamil Padang, sudah menumpuk sekitar 50 ton. Hal ini membuat warga sekitar resah. Karena, selain bau busuk yang sangat mengganggu, warga juga terancam terserang virus yang ada pada limbah tersebut.
"Baunya sangat menyengat. Apalagi kalau sudah malam, sangat mengganggu sekali baunya itu. Sakit hidung kita dibuatnya," kata salah seorang warga sekitar RSUP M Djamil, Aridaniel (50), Kamis (15/9/2016).
Tak hanya itu, katanya, pegemasan limbah yang buruk, membuat limbah cair berceceran. Bahkan, limbah cair ini mengalir ke pemukiman warga. Ini membuatnya takut akan tertularnya virus dan bakteri dalam limbah tersebut.
"Airnya berserak. Merembes ke jalan, bahkan sampai ke pemukiman warga di sekitar rumah sakit. Tentu ini membuat warga resah," sebut lelaki yang akrap disapa Babe Coi ini. (Baca: Terkendala karena Proses Lelang)
Baca juga: HUT ke-69 RSUP M Djamil Padang, Gubernur Sorot Defisit Budaya Melayani Paramedis
Dia juga sudah mengecek ke tempat pengumpulan sampah medis di rumah sakit tersebut. Kondisinya sangat memprihatinkan. Katanya, sampah tersebut berserak-serak dan sudah dihinggapi ulat.
"Ada sekitar 40-50 ton limbah itu tertumpuk di TPS (tempat penyimpanan sementara limbah B3). Kita sudah sampaikan komplain ke pihak rumah sakit," sebutnya.
Salah seorang sumber terpercaya yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, limbah yang ada di RSUP M Djamil tersebut sudah tertumpuk sejak Mei 2016. Sedangkan limbah yang dihasilkan RSUP M Djamil dalam sebulan mencapai 10 ton/bulan.
"Sudah lima bulan limbah ini tertumpuk. Artinya, sekarang ini sudah ada sekitar 50 ton yang menumpuk di TPS," sebutnya.
Baca juga: RSUP M Djamil Raih Akreditasi A, Yusirwan: 500 Orang Siap Dilatih per Pekan
Dia juga mengaku, penanganan limbah juga tidak sesuai dengan prosedur yang ada. Seharusnya kata dia, limbah tersebut dimasukkan ke dalam plastik, kemudian dimasukkan lagi ke dalam kardus. Namun pihak ketiga yang menangani limbah ini tidak melakukan prosedur tersebut.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro