Limbah Medis RSUP M Djamil Menumpuk 50 Ton, Warga Resah
"Mereka (pihak ketiga-red) hanya memasukkan dalam plastik tanpa menggunakan kardus. Akibatnya, limbah cair seperti darah, cairan infus bekas berceceran dan mengeluarkan bau busuk," katanya.
Dia juga mengungkapkan cara pengangkutan limbah yang membabayakan lingkungan. Karena, jika pengepakan tanpa kardus, limbah medis cair akan berceceran selama di jalan saat pengiriman ke Jakarta menggunakan mobil.
"Informasinya, limbah ini mereka bawa dulu ke Jambi. Di sana mereka pindahkan ke mobil yang lain. Sedangkan izin angkut mereka hanya untuk dua mobil. Ini kan berbahaya. Apalagi nanti saat penyeberangan, bisa tercemar air laut akibat limbah ini," jelasnya.
Baca juga: Titi Hamsuardi dan Rombongan PKK Kunjungi Korban Gempa ke RSUP M Djamil
Tidak hanya itu, dia juga menyebutkan bahwa pekerja yang menangani limbah ini tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD). Tentunya, ini juga akan membahayakan keselamatan pekerja.
Dia sangat menyayangkan pengelolaan limbah yang seperti ini. Seharusnya, pemerintah dalam hal ini Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (Bapedalda) Sumbar harus mengawasinya lebih ketat. "Masa di rumah sakit tipe A pengelolaan limbahnya seperti ini," sebutnya.
Berdasarkan pantauan pada Rabu (14/9/2016), limbah tersebut memang sudah tertumpuk di gudang tempat penyimpanan sementara limbah B3 yang ada di lingkungan RSUP M Djamil itu. Terlihat plastik-plastik menggunung di sana. Limbah tersebut juga mengeluarkan bau busuk. (dal)
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro