Gempabumi Megathrust Guncang Pulau Pagai

Rabu, 24 Agustus 2016, 23:45 WIB | Wisata | Kab. Mentawai
Gempabumi Megathrust Guncang Pulau Pagai
Perkiraan lokasi gempa susulan di zona megathrust Mentawai, Kamis (25/8/2016). Gempa utamanya berkekuatan 5.6 SR dan susulan 3,8 SR. (humas)

VALORAnews -- Kawasan Pulau Pagai, Rabu (24/8/2016), diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis BMKG, gempabumi terjadi pada pukul 20.48.47 WIB dengan kekuatan 5,6 SR. Pusat gempabumi terletak pada 2,97 LS dan 100,15 BT, tepatnya di laut pada jarak 6 km arah barat Kecamatan Malakopa, Pagai Selatan pada kedalaman 25 km.

"Banyak warga terkejut dan sempat berlarian keluar rumah akibat guncangan gempabumi yang terjadi secara tiba-tiba ini, namun demikian hingga saat ini belum ada laporan kerusakan," ungkap Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, melalui siaran pers yang diterima beberapa saat lalu.

Sekitar pukul 22.59.01 WIB, gempa susulannya terjadi dengan kekuatan lebih kecil yakni 3,8 SR. Posisinya berada pada lintang 3.11 LS dan Bujur 99.97 BT dengan kedalaman 19 Km. Tepatnya, 170 km Barat Daya Muko-muko, Bengkulu atau 185 km Barat Daya Pesisir Selatan, Sumbar.

Untuk gempa pertama, berdasarkan hasil analisis peta tingkat guncangan (shake map) BMKG menunjukkan bahwa, dampak gempabumi berupa guncangan cukup kuat dirasakan di Malakopa, Muntai, Siberut, Siberimanua, Sikakap, Mukomuko, Solok, Painan, dan Padang pada skala intensitas II SIG BMKG (II-III MMI).

Baca juga: Kafilah Da'wah Ramadhan 1445 H, Dewan Da'wah Kirim 14 Dai Muda ke Mentawai dan Pessel

Hasil monitoring BMKG menunjukkan, terjadi gempabumi susulan dengan magnitudo lebih kecil. Untuk itu kepada masyarakat di pesisir Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat dan Bengkulu, diimbau tetap tenang mengingat gempabumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami.

"Gempabumi ini jika ditinjau dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya merupakan gempabumi dangkal di zona megathrust," tukas Daryono.

Zona megathrust dalam hal ini merupakan zona penyusupan Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di kedalaman dangkal dan landai di bawah Pulau Pagai. Jika gempabumi megathrust terjadi dengan kekuatan besar, maka dapat berpotensi tsunami.

"Kita patut bersyukur bahwa gempabumi ini meskipun terjadi di zona megathrust, memiliki mekanisme sumber sesar naik (thrust fault), tetapi karena kekuatannya relatif kecil maka tidak cukup kuat untuk menciptakan deformasi dasar laut untuk memicu terjadinya tsunami," terangnya.

Baca juga: Pemilu 2024, PDI Perjuangan Raih Suara Terbanyak di Dapil Sumbar 8, 6 Petahana Bertahan

Catatan gempabumi menunjukkan bahwa pada 25 Oktober 2010 di wilayah ini pernah terjadi gempabumi kuat M=7,2 yang memicu terjadinya tsunami setinggi 5 hingga 7 meter. Dampak tsunami yang terjadi menyebabkan kerusakan pada permukiman pantai dan menurut laporan sebanyak 450 orang penduduk Pulau Pagai meninggal dan hilang, akibat gempabumi dan tsunami lokal yang dahsyat ini. (kyo/rls)

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: