Gempabumi Megathrust Guncang Pulau Pagai
VALORAnews -- Kawasan Pulau Pagai, Rabu (24/8/2016), diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis BMKG, gempabumi terjadi pada pukul 20.48.47 WIB dengan kekuatan 5,6 SR. Pusat gempabumi terletak pada 2,97 LS dan 100,15 BT, tepatnya di laut pada jarak 6 km arah barat Kecamatan Malakopa, Pagai Selatan pada kedalaman 25 km.
"Banyak warga terkejut dan sempat berlarian keluar rumah akibat guncangan gempabumi yang terjadi secara tiba-tiba ini, namun demikian hingga saat ini belum ada laporan kerusakan," ungkap Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, melalui siaran pers yang diterima beberapa saat lalu.
Sekitar pukul 22.59.01 WIB, gempa susulannya terjadi dengan kekuatan lebih kecil yakni 3,8 SR. Posisinya berada pada lintang 3.11 LS dan Bujur 99.97 BT dengan kedalaman 19 Km. Tepatnya, 170 km Barat Daya Muko-muko, Bengkulu atau 185 km Barat Daya Pesisir Selatan, Sumbar.
Untuk gempa pertama, berdasarkan hasil analisis peta tingkat guncangan (shake map) BMKG menunjukkan bahwa, dampak gempabumi berupa guncangan cukup kuat dirasakan di Malakopa, Muntai, Siberut, Siberimanua, Sikakap, Mukomuko, Solok, Painan, dan Padang pada skala intensitas II SIG BMKG (II-III MMI).
Baca juga: KPU Mentawai Gelar Debat Publik di Hotel Bujay, Tiga Paslon Hadir Lengkap
Hasil monitoring BMKG menunjukkan, terjadi gempabumi susulan dengan magnitudo lebih kecil. Untuk itu kepada masyarakat di pesisir Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat dan Bengkulu, diimbau tetap tenang mengingat gempabumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami.
"Gempabumi ini jika ditinjau dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya merupakan gempabumi dangkal di zona megathrust," tukas Daryono.
Zona megathrust dalam hal ini merupakan zona penyusupan Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di kedalaman dangkal dan landai di bawah Pulau Pagai. Jika gempabumi megathrust terjadi dengan kekuatan besar, maka dapat berpotensi tsunami.
"Kita patut bersyukur bahwa gempabumi ini meskipun terjadi di zona megathrust, memiliki mekanisme sumber sesar naik (thrust fault), tetapi karena kekuatannya relatif kecil maka tidak cukup kuat untuk menciptakan deformasi dasar laut untuk memicu terjadinya tsunami," terangnya.
Baca juga: Kormi dan Disparpora Mentawai Gelar Gerak Jalan Indah dan Senam Kreasi, Ini Pemenangnya
Catatan gempabumi menunjukkan bahwa pada 25 Oktober 2010 di wilayah ini pernah terjadi gempabumi kuat M=7,2 yang memicu terjadinya tsunami setinggi 5 hingga 7 meter. Dampak tsunami yang terjadi menyebabkan kerusakan pada permukiman pantai dan menurut laporan sebanyak 450 orang penduduk Pulau Pagai meninggal dan hilang, akibat gempabumi dan tsunami lokal yang dahsyat ini. (kyo/rls)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Dirut Injourney Serahkan TJSL untuk Mentawai, Ini Rencana Jangka Panjangnya
- FPM 2023 Sukses, Pengunjung Capai Angka 2,3 Ribu Orang
- Dinas Kesehatan Mentawai Gagas Kebun Herbal Kukuet, Bupati: Layak jadi Destinasi Wisata
- 95 Persen Wisatawan Mentawai dari Turis Luar Negeri, Wagub Sumbar: Kebersihan Penting Dijaga
- Sekda Mentawai: April, Tim Kurator ADWI 2023 akan Visitasi ke Desa Wisata Muntei