Kondisi Satwa dan Hayati Indonesia Mengkhawatirkan

Selasa, 19 Juli 2016, 06:05 WIB | Wisata | Kab. Lima Puluh Kota
Kondisi Satwa dan Hayati Indonesia Mengkhawatirkan
Bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi bersama Ferizal Ridwan (Wabup) menyerahkan secara simbolis seribu bibit pohon bambu untuk konservasi daerah bantaran sungai atau tangkapan air, bagi warga Kenagarian Batu Payuang, Kecamatan Lareh Sago Halaban. (humas)

VALORAnews - Indonesia merupakan rumah bagi 17 persen total spesies yang ada di dunia. Namun, tidak sedikit persoalan yang dihadapi dalam keragaman hayati tersebut. Sebagian besar besar spesies itu, diketahui menghadapi ancaman kepunahan karena perusakan habitat dan perburuan.

"Berdasarkan data IUCN, di Indonesia ada dua spesies satwa berkategori punah, 66 spesies berkategori kritis dan 167 spesies kondisi genting," papar Bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi saat peringatan hari lingkungan hidup 2016 di tingkat Kabupaten Limapuluh Kota, di halaman kantor bupati, Senin (18/7/2016).

Acara yang berlangsung khidmat dan lancar itu, juga dihadiri Wakil Bupati Ferizal Ridwan, para pejabat serta pegawai seluruh SKPD lainnya. Dalam rangkaian acara yang mengangkat tema "Selamatkan Tumbuhan dan Satwa Liar untuk Kehidupan" itu, juga diserahkan penghargaan bagi sejumlah sekolah peraih Adiwiyata dan pemenang lomba peringatan hari lingkungan hidup tingkat kabupaten.

Dalam sambutan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dibacakan Irfendi disebutkan, ancaman kepunahan juga terjadi pada tumbuhan. Yakni satu spesies punah, dua spesies insitu, 115 spesies kritis dan 72 berstatus genting. "Menyikapi fenomena ini, pemerintah telah menegaskan upaya perlindungan terhadap tumbuhan dan satwa liar," sebut Irfendi.

Baca juga: Gagas Si Mantap, Irfendi Arbi jadi Terbaik 1 Pembina Dana Desa

Dikatakan, Indonesia aktif memberantas kejahatan perdagangan TSL (wildlife crime). Sepanjang periode 2010-2014 jumlah kasus TSL yang berhasil diselesaikan sebanyak 146 kasus dari total 188 kasus atau sebesar 77,6 persen.

"Meskipun jumlah kasus yang terselesaikan cukup tinggi, namun kecenderungan kasus kejahatan perdagangan dan peredaran ilegal TSL terus meningkat. Hal tersebut menunjukkan upaya penegakan hukum saja belum cukup untuk menekan laju kejahatan TSL," tutur Irfendi.

Dijelaskan, wildlife crime telah jadi Transnational Organized Crime dan diposisikan sebagai kejahatan luar biasa seperti korupsi, pencucian uang, kejahatan terorganisir, senjata api ilegal, obat-obatan dan terorisme. Kejahatan ini menarik bagi pelakunya karena menjanjikan keuntungan yang sangat besar.

"Kita berharap momen hari lingkungan hidup ini dapat menjadi alarm tanda siaga kita untuk terus berupaya dan bekerja keras mengatasi berbagai masalah lingkungan dan kehutanan yang banyak, komplek dan rumit," ujar Irfendi ketika membacakan pidato menteri.

Baca juga: Semangat Kepahlawanan harus Tetap Menyala

Dalam rangkaian acara itu Irfendi dan Ferizal, juga menyerahkan piagam penghargaan Adiwiyata. Menurut Kabid Perlindungan Konservas i Sumberdaya Alam dan Keragaman Hayati Badan Lingkungan Hidup Limapuluh Kota Anhar, penghargaan Adiwiyata itu diberikan masing-masingnya kepada SDN 07 Situjuah Gadang, SDN 06 Batu Payuang, SDN 04 Andaleh, MTsN Dangung-Dangung, SMAN 1 Akabiluru dan SMK PP Padang Mengatas. Sedangkan juara pertama lomba kebersihan kantor direbut Badan Penyuluhan Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan (BP4K).

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: