Jumlah Kelas Menengah Turun Drastis, Rusmin: Bom Waktu bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Selain pandemi Covid-19, ungkap Rusmin, perubahan signifikan dalam pola pengeluaran juga turut memperburuk kondisi kelas menengah.
BPS mencatat bahwa alokasi untuk makanan, minuman, dan perumahan mengalami penurunan, sementara pengeluaran untuk hiburan dan keperluan pesta meningkat.
Sebagai contoh, pada tahun 2024, proporsi pengeluaran untuk makanan dan minuman turun menjadi 41,67% dari 45,53% pada tahun 2014.
Sebaliknya, pengeluaran untuk hiburan meningkat dari 0,22% menjadi 0,38%.
Mantan Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, menambahkan bahwa kebiasaan konsumsi air galon dan air botol turut mempengaruhi daya beli kelas menengah.
Ia menjelaskan, kebiasaan ini menggerus pendapatan masyarakat secara signifikan, berbeda dengan negara maju di mana air minum disediakan secara gratis atau lebih murah melalui fasilitas publik.
Sementara itu, Ketua Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan (Ekowira) DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sulawesi Tenggara, Kevin Abdullah Alrasyid berpendapat, penurunan kelas menengah juga terkait dengan kurangnya edukasi finansial dan keterampilan kewirausahaan.
Menurut Kevin, peningkatan literasi keuangan dan pengembangan ekosistem kewirausahaan yang lebih inklusif sangat penting untuk menstabilkan dan memperkuat kelas menengah, terutama di kalangan generasi muda.
"Generasi muda harus dibekali keterampilan kewirausahaan dan literasi keuangan agar mereka tidak hanya bergantung pada pekerjaan formal tetapi juga mampu menciptakan peluang ekonomi baru," terang Kevin.
"Ini penting untuk memperkuat kelas menengah dan menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang," ujar Kevin.
Kevin juga menyarankan agar pemerintah bekerja sama dengan lembaga pendidikan untuk memperluas program pelatihan kewirausahaan yang dapat diakses oleh masyarakat luas, terutama di daerah-daerah yang minim akses pendidikan ekonomi.
Penulis: Al Imran
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:
Berita Terkait
- Kembalikan Design Logo Halal ke Versi MUI, Ini Alasan Rofik Hananto
- Akcon Gandeng Skylink, Siap Hadirkan Internet hingga Daerah Terpencil
- OJK Telah Blokir 1.459 Investasi Ilegal, 9.180 Pinjol Ilegal dan 251 Gadai Ilegal per Agustus 2024
- OJK Layangkan Sanksi Administratif untuk 10 Perusahaan Pembiayaan, 10 Perusahaan Modal Ventura dan 13 P2P Lending
- OJK Hentikan Stimulus Covid19 untuk Sektor PVML, Ini Alasannya
Mahmud Marhaba Lantik Pengurus Provinsi dan Daerah PJS se-Gorontalo
Nasional - 12 November 2024
Fadli Zon Raih 2 Rekor MURI, Ini Alasan Jaya Suprana
Nasional - 03 November 2024