Mini Techno Park ala PAT-PKP Unand, Prof Helmi: Bertani itu Profesi Menjanjikan

Rabu, 20 Januari 2016, 14:17 WIB | Kabar Daerah | Kab. Solok
Mini Techno Park ala PAT-PKP Unand, Prof Helmi: Bertani itu Profesi Menjanjikan
Lahan Gandum di demplot uji coba Pusat Alih Teknologi dan Pengembangan Kawasan Pertanian (PAT-PKP) Universitas Andalas, di Jorong Galagah, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumbar. Di latar belakang, tampak lahan kritis, ka

VALORAnews - Pusat Alih Teknologi dan Pengembangan Kawasan Pertanian (PAT-PKP) Universitas Andalas (Unand) Padang, mengembangkan konsep mini techno park di Jorong Galagah, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumbar. Gagasan itu kemudian dikerjasamakan dengan Kelompok Tani Harapan Baru dan Pondok Pesantren M Natsir di Jorong Batu Bagiriak, Nagari Alahan Panjang.

"Konsep ini diaplikasikan pada hibah tanah seluas 10 hekatare yang diterima Yayasan Nurul Iman yang mengelola Pesantren M Natsir. Tanah hibah itu sekarang masih berupa lahan kritis," ungkap tenaga ahli PAT-PKP, Prof Helmi.

Untuk memulihkan kembali lahan kritis ini, terang Prof Helmi, Keltan Harapan Baru bersama santri pesantren M Natsir, menanam pohon jenis Kayu Putih dan Kayu Surian. "Kedua jenis pohon itu, termasuk fast growing tree. Dalam enam bulan saja, dia sudah tinggi dan rindang. Akhir 2015 lalu, sudah 10.000 batang Kayu Putih yang berhasil di tanam di lahan yang berkontur perbukitan ini," terang Prof Helmi.

Sembari menunggu Pohon Kayu Putih itu besar, anggota Keltan Harapan Baru dikenalkan dengan sistem penggemukan sapi simental. Hijauan untuk makanan sapi, banyak tersedia di sekitar kampung itu. Mekanisme yang diadopsi dalam penggemukan sapi, terangnya, setiap warga bertanggungjawab atas satu ekor sapi.

Baca juga: Narasumber di Unand, Supardi Tantang Perguruan Tinggi Kawal Pilkada Nasional Serentak 2024

"Ada 10 ekor sapi simental yang pasokan makanannya jadi tanggung jawab anggota Keltan Harapan Baru. Setiap satu karung hijauan yang diberikan, petani anggota Keltan Harapan Baru diberikan upah cukup layak. Jadi, petaninya langsung mendapat upah atas setiap pekerjaan yang dilakukan," terang Prof Helmi, membagi tips tentang mini techno park yang digagas.

Kotoran sapi yang dihasilkan, kemudian diolah jadi biogas. Perlengkapannya, merupakan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Telkom. PT Telkom juga membantu melalui CSR, pembibitan pohon Kayu Putih dan Surian. Pembibitan lainnya yang dikembangkan yakni jenis cabai, kentang, strowbery dan sayuran kebutuhan petani setempat lainnya. (Lihat foto-fotonya disini)

"Secara teknis, biogas dan pembibitannya telah jadi. Tinggal pembuatan kemasan sehingga bisa dijual ke pasar. Sedangkan kotoran sapi yang telah selesai diproses biogasnya ini, langsung dimanfaatkan anggota Keltan Harapan Baru untuk bertanam aneka sayuran yang memang tumbuh subur di sini," terangnya.

Karena curah hujan di Alahan Panjang ini mencapai rata-rata 212 hari per tahun, terang Prof Helmi, BMKG juga ikut memberikan bantuan melalui CSR-nya, berupa alat pemantau cuaca mini.

Baca juga: Halal Bihalal Civitas Akademika Unand, Rektor: Mari Berjabat Tangan karena itu Menghilangkan Dendam

"Pemantau cuaca ini, bermanfaat untuk menentukan jadwal musim tanam gandum, yang dijadikan tanaman penyela di antara bercocok tanam tanaman holtikultura," urai Prof Helmi. (Baca: Gandum Selamatkan Petani Sayuran di Alahan Panjang)

Halaman:

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: