Nyarai, Perhutanan Sosial yang jadi Destinasi Wisata Berbasis Pemberdayaan
Namun demikian, ia menegaskan, keterlibatan banyak pihak sangat diperlukan agar pemanfaatan perhutanan sosial dapat lebih maksimal.
"Bagaimanapun, kita harus bersama-sama. Mustahil kita membangun bangsa ini kalau sendiri-sendiri."
"Dorongan pemerintah, kesadaran masyarakat dan semangat generasi muda serta mahasiswa, harus saling mendukung."
"Setiap nagari atau desa harus berdaya, sebagaimana kata Bung Hatta, seberapa pun terangnya obor di Monas, tidak akan bisa menerangi seluruh nusantara. Oleh karena itu, kita butuh lilin-lilin kecil di seluruh desa, agar seluruh Nusantara ini jadi terang," ucap Mahyeldi.
Talkshow yang dihadiri Mahyeldi ini, merupakan bagian dari rangkaian Festival LIKE (Lingkungan - Iklim - Kehutanan - Energi EBT) yang digelar KLHK tanggal 16-18 September 2023. Kegiatan ini dalam rangka Road to COP28 UNFCCC UAE 2023.
Turur hadir sebagai narasumber penanggap dalam talkshow ini, Prof Dodik Ridho Nurrochmat dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Dr Bambang Supriyanto (Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK). (*)
Penulis: Al Imran
Editor: Mangindo Kayo
Sumber: Rilis Biro Adpim Sumbar
Berita Terkait
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro
- INews TV Nobatkan Gubernur Sumbar jadi Penerima Pimpinan Daerah Award 2024, Ini Alasannya
- Kembangkan Pariwisata Sumbar, Gubernur Sumbar Temui Wamenparekraf
- Gubernur Sumbar Inginkan Rumah Siti Nurbaya di Studio Alam TVRI Direvitalisasi, Ini Alasannya
- Festival Maek akan Dihadiri Arkeolog dan Seniman Dunia, Supardi: Peradaban Megalitik Maek Potensi Mengubah Sejarah Asia