Nyarai, Perhutanan Sosial yang jadi Destinasi Wisata Berbasis Pemberdayaan
Namun demikian, ia menegaskan, keterlibatan banyak pihak sangat diperlukan agar pemanfaatan perhutanan sosial dapat lebih maksimal.
"Bagaimanapun, kita harus bersama-sama. Mustahil kita membangun bangsa ini kalau sendiri-sendiri."
"Dorongan pemerintah, kesadaran masyarakat dan semangat generasi muda serta mahasiswa, harus saling mendukung."
Baca juga: Mahyeldi Hadiri Peringatan 10 Tahun WRI, Status 445 Ha Hutan Adat Diperjuangkan ke Menteri KLHK
"Setiap nagari atau desa harus berdaya, sebagaimana kata Bung Hatta, seberapa pun terangnya obor di Monas, tidak akan bisa menerangi seluruh nusantara. Oleh karena itu, kita butuh lilin-lilin kecil di seluruh desa, agar seluruh Nusantara ini jadi terang," ucap Mahyeldi.
Talkshow yang dihadiri Mahyeldi ini, merupakan bagian dari rangkaian Festival LIKE (Lingkungan - Iklim - Kehutanan - Energi EBT) yang digelar KLHK tanggal 16-18 September 2023. Kegiatan ini dalam rangka Road to COP28 UNFCCC UAE 2023.
Turur hadir sebagai narasumber penanggap dalam talkshow ini, Prof Dodik Ridho Nurrochmat dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Dr Bambang Supriyanto (Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK). (*)
Penulis: Al Imran
Editor: Mangindo Kayo
Sumber: Rilis Biro Adpim Sumbar
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro