Pacu Jalur di Tepian Narosa, Adu Kuat Otot dan Mantra Adikodrati

Senin, 28 Agustus 2023, 00:30 WIB | Wisata | Provinsi Riau
Pacu Jalur di Tepian Narosa, Adu Kuat Otot dan Mantra Adikodrati
Salah seorang anak yang berfungsi sebagai penari saat saat jalur melaju kencang di Festival Pacu Jalur, Kuansing. Peran ketiganya, berbeda-beda. Mereka yakni penari anak pacu, timbo ruang dan tukang onjai. (humas)
TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PILKADA SERENTAK 2024

Pacu jalur sendiri eksis sejak abad ke-17 dan dilombakan biasanya saat hari besar islam. Namun, belakangan, pacu jalur di Kuantan Singingi jadi event tradisional.

Bahkan jauh sebelum dilombakan, jalur di Sungai Kuantan biasa digunakan oleh masyarakat moda transportasi. Termasuk mengangkut komoditi pertanian dan juga perdagangan.

Jalur berasal dari kata 'menjulur' yang memiliki arti panjang menjulur. Pada masa kolonial belanda, pacu jalur digelar untuk memperingati ulang tahun Ratu Wilhelmina dan dianggap sebagai sebuah festival.

Keterlibatan bocah sebagai penari sempat hilang saat event digelar beberapa kali terakhir. Namun untuk tahun ini, semua jalur wajib memiliki tiga elemen seperti penari, timbo ruang dan onjai.

"Sempat dihilangkan untuk penari dan onjai. Tapi mulai tahun ini itu wajib semua jalur ada, kita mau angkat ini sebagai event budaya yang bukan hanya fokus pada juara. Kita bangga karena para penari ini dikenal dunia," kata Roni. (*)

Halaman:
1 2 3 4

Penulis: Arif Budiman Effendi
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:

Bagikan: