Tangsi Belanda di Kabupaten Siak, Jejak Arsitektur Kolonial di Negeri Jajahan
"Asumsi kita, struktur pondasi seperti ini diaplikasikan pada kondisi air tanah yang tinggi dan pada struktur tanah gambut."
"Bentuk pondasi yang sempat diasumsikan masyarakat sebagai terowongan rahasia ini, jadi salah satu keistimewaan Tangsi Belanda. Bentuknya fungsional dan sangat identik dengan bangunan kolonial yang ada di Eropa," ujar Irving.
Ada lima bangunan yang berdiri di kompleks itu. Bangunan I yang berada di sebelah timur merupakan bangunan 2 lantai, berukuran panjang 18 meter dan lebar 9,6 meter.
Untuk lantai bawah, terdiri dari bangunan sayap utara yang berfungsi sebagai ruang jaga, kantor dan ruang tahanan. Lalu, bangunan sayap selatan terdapat empat ruangan yang dulu pernah digunakan sebagai kamar mayat dan rumah sakit.
Sedangkan bangunan II dan bangunan III berada di belakang, terdiri dari dua lantai yang sama bentuknya dan berukuran 155 x 11 meter.
Lantai bawahnya, dulu pernah difungsikan sebagai kantor, lantai atas sebagai asrama dan tempat tinggal tentara Belanda.
Bergeser ke sebelah ujung selatan halaman dalam, terdapat sisa-sisa bangunan IV. Di sebelah utara bangunan utama terdapat bangunan bekas gudang senjata (bangunan V) berukuran 6,7 x 6 meter.
Kemudian di ujung barat halaman, juga terdapat sisa bangunan WC dan kamar mandi berukuran 6 meter persegi yang terdiri dari 3 ruangan.
Uniknya, struktur pondasi bangunan tangsi, yang berbentuk setengah lingkaran dengan peletakan tiga sendi.
"Keunikan lain ada pada tata letak bangunan menghadap sungai dan menerapkan konsep waterfront city, yang memungkinkan Belanda pada waktu itu mengintai kapal yang masuk dari muara Sungai Siak," kata Irving.
Pada Tahun 2018 lalu, Kementerian PUPR melaksanakan proyek revitalisasi senilai Rp5,2 Miliar pada Gedung A dan Gedung F, yang berada paling depan dan belakang kompleks tangsi.
Penulis: Arif Budiman Effendi
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:
Berita Terkait
- Masyarakat Kuansing Gelar Tradisi Ghayo Onom, Kadisbud Riau: Daftarkan jadi Warisan Budaya Tak Benda
- Ornamen Hias Puncak Masjid Jami' Air Tiris Disambar Petir, Serpihannya Tersebar hingga 10 Meter
- Catatan BPS Riau; Kunjungan Wisman Melonjak, Tingkat Penghunian Hotel 37,58 Persen
- Kemenparekraf Kembangkan Paket Wisata Religi Berbasis Masjid Bersejarah, Disparekraf Riau Klaim Sudah Berkolaborasi
- Gajah Betina Berusia 41 Tahun di TN Tesso Nilo Melahirkan, Hasil Breeding dengan Gajah Liar