Kopi Solok Radjo Buka Gerai di Bandara Minangkabau
PADANG PARIAMAN (22/2/2023) - Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi menyebut, program perhutanan sosial telah terbukti bisa jadi penguat perekonomian masyarakat sekitar. Menurutnya, agar ada pemerataan manfaat, memang masih perlu dilakukan edukasi lebih bagi masyarakat kawasan hutan dalam pola pemanfaatan.
"Saat ini, ada perkebunan kopi yang ditanam di area perhutanan sosial, telah menghasilkan secara ekonomi. Artinya, ini ada peluang yang bisa dioptimalkan bagi masyarakat kawasan hutan," terang Mahyeldi, saat meresmikan gerai kopi Solok Radjo di area Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Kabupaten Padang Pariaman, Rabu.
Hingga awal 2023, terdapat 199 kawasan yang masuk dalam perhutanan sosial di Sumbar. Sementara capaian luas Perizinan Perhutanan Sosial di Sumbar sudah mencapai 271.745 hektare. Direncanakan pada tahun 2023 juga dialokasikan 50 ribu hektare lahan hutan yang akan dikelola dengan skema Perhutanan Sosial.
"Dari segi ketersediaan lahan, kita cukup. Bahkan tahun 2023 ini kita akan alokasikan lagi 50 ribu hektar lahan hutan untuk dikelola dengan skema perhutanan sosial," ungkap Mahyeldi.
Dia juga sampaikan, agar ada pemerataan manfaat, pihaknya bersama unsur terkait terus meningkatkan sosialisasi dan edukasi terkait pola pemanfaatan perhutanan sosial kepada masyarakat sekitar kawasan hutan.
Menurut dia, sebahagian penggarap memang masih terbatas dalam hilirisasi dan pemasaran produk, ini yang perlu di arahkan agar mengelola perhutanan sosial sesuai dengan kebutuhan pasar, sehingga selain bermanfaat secara ekonomi juga dapat membantu pemenuhan rantai pasokan.
"Dalam pengelolaan masyarakat harus diedukasi, agar produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pasar, mereka harus dimudahkan dari segi pemasaran dan distribusi produk," tegas Mahyeldi.
Gubernur juga mengingatkan, selain jenis produk, masyarakat juga harus memastikan kualitas, agar dalam pengelolaan perhutanan sosial, masyarakat memperoleh hasil maksimal.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Yozarwardi menyampaikan bahwa kehadiran produk kopi hasil penanaman di area perhutanan sosial pada Bandar Udara merupakan yang pertama di Sumatera Barat bahkan mungkin juga di Indonesia.
Ia berharap, semoga ini adalah pertanda untuk kemajuan perekonomian masyarakat sekitar kawasan hutan.
"Adanya Gerai Kopi Radjo di bandara, membuktikan bahwa Program Perhutanan Sosial bisa menjadi solusi penguatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan hutan, ini yang harus dimanfaatkan oleh masyarakat," ulas Yozarwardi.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- 67 Pengusaha Randang Berhimpun di Hipermi, Gubernur: Tembus Pasar Nasional hingga Internasional
- Open House Ketua DPRD Sumbar, Kuliner Khas Minang jadi Favorit
- Mendagri Ikuti Tradisi Makan Bajamba Ala Minang di HUT Satpol PP dan Satlinmas, Mahyeldi Sampaikan Filosofinya
- Suwirpen Suib Fasilitasi 52 Pelaku IKM dan Wirausaha Baru Ikuti Bimtek Pengelolaan Kuliner
- Anggota Komisi II DPRD Sumbar Fasilitasi Festival Olahan Daging Kambing di Tanah Datar