Hari Ini Perkumpulan Padan Diluncurkan di Istana Bung Hatta Bukittinggi: Ada 10 Kasus Baru HIV/AIDS per Bulan di Sumatera Barat

Sabtu, 18 Februari 2023, 06:42 WIB | Kabar Daerah | Kota Bukittinggi
Hari Ini Perkumpulan Padan Diluncurkan di Istana Bung Hatta Bukittinggi: Ada 10 Kasus...
Sejumlah kelompok masyarakat sipil akan mendeklarasikan Padan di Istana Bung Hatta Bukittinggi, Sabtu ini.

BUKITTINGGI (18/2/2023) - Ketua Panitia Pengenalan Perkumpulan dan Peluncuran Program Paduli Anak Nagari (Padan), Dr Yulihasri mengungkapkan, lembaga ini didirikan berangkat dari keresahan makin meningkatnya gangguan kesehatan fisik, mental dan sosial yang serius di Sumatera Barat, terkait dengan penyimpangan perilaku.

Wacana untuk membentuk suatu perkumpulan ini, terang Yulihasri, terbentuk dalam waktu yang sangat singkat, sejak pertemuan daring awal Januari 2023. Dalam 2 kali pertemuan daring, peserta makin banyak. Dalam pertemuan-pertemuan itu desakan untuk segera berbuat bagi anak nagari makin kencang.

"Desakan ini, pada awal Februari 2023 direspon dengan membentuk Padan yang akan diperkenalkan ke publik di Istana Negara Bung Hatta Tri Arga pada Sabtu ini," ungkap Yulihasri dalam pernyataan tertulis yang diterima, Jumat malam.

Dikatakan, Padan ini dibentuk tak lepas terus meningkatnya kasus HIV/AIDS di Sumatera Barat yang terdeteksi pertama kali di tahun 1990-an lalu. "Berbagai pihak, baik pemerintah maupun organisasi masyarakat sipil, telah menangani masalah ini. Namun, masalah terus merangkak naik. Korban yang tak terdeteksi, apalagi tertangani makin banyak," ungkap dia.

Baca juga: Ini Jadwal Penting Pilkada Serentak di 12 Kabupaten, 7 Kota dan Provinsi se-Sumatera Barat

Gambaran peningkatan korban ini didapat dari keadaan ini, sudah jadi 'rahasia umum.' "Kerisauan ini menggerakkan sejumlah orang yang kemudian menyiapkan wadah tempat menghimpun dan mengelola modal sosial untuk turut serta, menambah ikhtiar yang sudah ada, untuk mengatasi keadaan," terangnya.

Yulihasri menyebut, tanggapan yang menonjol di tengah masyarakat adalah kemarahan terhadap para pelaku penyimpangan. Perhatian dan kepedulian masyarakat masih sangat rendah, dibanding kerisauan bahwa kerabat mereka juga berpotensi jadi objek/korban perlakuan menyimpang.

"Sebagian besar masih melihat perilaku ini sebagai aib, sehingga jika ada di antara kerabat yang menyimpang, bahkan menjadi korban, maka akan ditutupi," ungkapnya.

"Sikap menutupi ini, secara tak langsung menguntungkan pelaku, karena tidak ditindak dan terhadap korban jadi penganiayaan tambahan; karena penderitaannya diabaikan. Harga dirinya tercabik-cabik," tambah Yulihasri terkait di antara motivasi dibentuknya Padan ini.

Baca juga: SENGKETA PEMILU: It Arman Caleg PPP Dituntut 2 Tahun Penjara

Anggota sangat beragam usia dan pengalaman hidup serta domisili; antara lain tokoh adat, tokoh agama, cendekiawan, pejabat di pemerintah daerah, pensiunan, akademisi, peneliti, pegiat sosial, anggota lembaga adat, Bundo Kanduang, kepala sekolah, guru, psikolog, dokter dan berbagai profesi lain.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: