In Memoriam Sahnan Sahuri Siregar, Sosok Pejuang Hukum yang Gigih dan Penuh Keyakinan

Rabu, 06 Juli 2022, 23:18 WIB | News | Provinsi Sumatera Barat
In Memoriam Sahnan Sahuri Siregar, Sosok Pejuang Hukum yang Gigih dan Penuh Keyakinan
Akademisi FIB Unand, Hary Efendi Iskandar (tengah) bersama Sahnan Sahuri Siregar (dua dari kanan) dalam sebuah diskusi dengan sahabat di kantor RBH Padang, di Jl Bandar Purus.

Hary kemudian mengisahkan kembali bagaimana sosok Sahnan Sahuri memperjuangkan hak seorang warga Kinali, Pasaman Barat yang lumpuh akibat luka tembak oleh seorang bintara polisi sejak belasan tahun lalu. Dengan gigih, Sahnan memperjuangkan hak Iwan Mulyadi.

Akhirnya, berkat kegigihan Sahnan bersama berbagai elemen pejuang HAM dan kemanusian lainnya di Sumbar, hak Iwan Mulyadi akhirnya dipenuhi Polri. Dia menerima santunan sebesar Rp300 juta yang telah jadi ketetapan hukum.

Karena, atas kasus penembakan ini, Iwan telah memenangkan gugatan tingkat pertama di Pengadilan Negeri Pasaman Barat. Pada Oktober 2016, Mahkamah Agung juga memenangkan putusan pengadilan setelah Peninjauan Kembali (PK) kepolisian ditolak.

Baca juga: Unand Umumkan Pendaftaran Calon MWA, Tokoh Terafiliasi Parpol Tak Bisa Ikut

"Di mata saya, Syahnan sangat gigih dan penuh keyakinan membela Iwan Mulyadi. Akhirnya, hak itu pun berhasil diperjuangkan. Ini hanya satu contoh saja dari sekian kasus yang almarhum perjuangkan semasa hidupnya," ungkap Hary.

Dimata Hary, Sahnan yang pernah menjabat Ketua PBHI Sumatera Barat itu, tidak sekadar orang baik. "Saya bersaksi, Tulang Sahnan lebih dari sekadar orang baik, alharhum memiliki karakter kuat pembela kaum teraniaya. Semogo Allah, telah menyiapkan tempat terbaik bagimu, sahabat," harap Hary.

Rasa kehilangan yang mendalam, juga dirasakan Pandong Spenra. Sebagai sesama aktivis kemanusian dan HAM, Pandong mengaku hanya bisa meng-update informasi tentang kesehatan sahabatnya itu melalui sang istri,

"Kondisi dan keadaan, hanya bisa ku update dari Istri mu yang sangat mencintai-Mu," ungkap Pandong.

"Pesannya; saya ikut ke Gunung Tua, kampung halaman mu, pesan yang membuat air mata ini tak bisa tertahan. Kita bersahabat; setiap lara dan asa, kita saling memanggil nama, dalam cerita keluarga kita masing-masing," ungkap Pandong mengenang persahabatan yang telah mereka jalin selama puluhan tahun.

Karena situasi dan keadaan, Pandong mengaku jarang bersua belakangan ini hingga ajal menjemput Sahnan Sahuri Rabu dini hari ini. "Segala amanat, akan saya tunaikan, sahabat!," kata Pandong.

Keberangkatan jenazah dengan ibundanya, istri dan anaknya dari Soetta jan 9.30-11.15 WIB Batik Air.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: