Nevi Bicara Politik dan Feminisme di Sumbar dengan Mahasiswa American University

Jumat, 11 Maret 2022, 23:14 WIB | Kabar Daerah | Provinsi Sumatera Barat
Nevi Bicara Politik dan Feminisme di Sumbar dengan Mahasiswa American University
Anggota DPR RI Komisi VI, Hj Nevi Zuairina.

Pembahasan tentang keterkaitan perempuan dalam politik melalui sejarah dan di masa sekarang, Legislator asal Sumatera Barat II ini menguraikan tentang keterlibatan kaum perempuan untuk terjun memperjuangkan hak-hak perempuan di ruang publik.

"Bukan berarti tidak memiliki kepercayaan kepada kaum laki-laki, namun hal ini harus dilakukan untuk memastikan hak-hak anak dan perempuan diperjuangkan dan direalisasikan dalam praktek bernegara kita."

"Dalam sejarahnya juga banyak kita lihat pejuang wanita dalam ruang publik dan politik. Misalnya seperti rasuna said, rohana kudus, dan masih banyak lainnya. Kalau saat ini, kita pernah punya presiden perempuan, dan sekarang ketua DPR kita juga perempuan," tegas Nevi.

Baca juga: Dialog dengan Praktisi Pers, Hj Nevi Zuairina Deklarasikan Kembali Maju di Pemilu 2024

Istri Irwan Prayitno yang menjadi Gubernur Sumbar selama 10 tahun ini menerangkann tentang sulit tidaknya seorang perempuan berkiprah di ranah politik bahwa semua perempuan di Indonesia memiliki kesempatan dan peluang yang sama, baik di tingkat daerah maupun nasional.

Namun, khususnya untuk perempuan minang, sebelum meningkatkan kapasitas diri dalam ruang politik dan publik, harus memahami terlebih dahulu diri nya sebagai "bundo kanduang" dengan nilai-nilai yang ada didalamnya.

Seperti sosok perempuan yang punya sifat dan kepribadian yang (1) memahami adat dan sopan santun,(2) mengutamakan budi pekerti, (3) memelihara harga diri, (4) mengerti agama, (5) memahami aturan agama, (6) memelihara dirinya dan masyarakatnya dari dosa.

"Setelah itu, baru kita perhatikan bagaimana melibatkan perempuan minang dalam proses pewarisan kepemimpinan," terangnya.

Namun demikian, Nevi mengatakan, pandangan tentang feminisme dari perspektif barat terutama di Sumbar.

"Feminisme dalam perspektif tidak cocok diterapkan sepenuhnya dalam kehidupan kita di Indonesia yang cenderung ketimuran. Secara umum saya tidak ada masalah dengan nilai-nilai, namun ada beberapa hal prinsip yang harus dipertahankan, terutama terkait kewajiban perempuan yang sudah di atur oleh agama."

"Kalau masalah keterlibatan perempuan dalam ruang publik, saya mendukung dan sekarang sedang memperjuangkannya. Namun, perlu diingat bahwa perempuan juga punya peranan di rumah tangga, dan ditengah masyarakatnya," urai Nevi.

Halaman:

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: