BMKG Peringatkan Potensi Ancaman Longsor dan Banjir Bandang Pascagempa Pasaman Barat

Senin, 28 Februari 2022, 18:33 WIB | News | Kab. Pasaman Barat
BMKG Peringatkan Potensi Ancaman Longsor dan Banjir Bandang Pascagempa Pasaman Barat
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.

PASAMAN BARAT (28/2/2022) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, gempa Pasaman Barat masih menyisakan ancaman berupa potensi longsor, banjir dan banjir bandang di area hulu sungai lereng Gunung Talamau.

Sedangkan untuk kegempaan, BMKG memantau, perkembangannya sudah jauh melandai. Artinya, gempa-gempa susulan yang terjadi sejak gempa utama berkekuatan 6,2 SR, semakin melemah menuju kestabilan.

"Saat ini, perlu diwaspadai potensi bencana hidro meteorologi berupa potensi banjir ataupun banjir bandang serta longsor, mengingat saat ini masih musim penghujan," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Kabupaten Pasaman Barat, Ahad sore.

Dia mengingatkan, masyarakat yang tinggal di sepanjang aliaran sungai pada lereng Gunung Talamau, selalu meningkatkan kewaspadaan dan bersiaga, karena potensi tersebut bisa sewaktu-waktu terjadi.

Baca juga: BMKG Rilis Cuaca Ekstrim Periode 28-30 Desember 2022, Ini Daerah Potensi Terpapar Dampak Hidrometeor

"Kewaspadaan masyarakat harus bergeser. Tidak lagi soal gempa, tapi bencana akibat musim penghujan. Berdasarkan hasil survei, teridentifikasi luapan banjir sedimen mencapai radius kurang lebih 200 m dari tepi sungai," terangnya.

"Maka, warga yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang aliran sungai yang mengalir dari lereng atas Gunung Talamau, diimbau untuk menghindari zona dalam radius 200 meter dari tepi sungai, apabila hujan turun di lereng gunung tersebut. Situasi ini diperkirakan akan berlangsung hingga Maret sampai April," imbuhnya.

Dwikorita menyebut, saat ini BMKG bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), terus melakukan upaya mitigasi guna mereduksi dampak jika sewaktu-waktu bencana hidrometeorologi menerjang.

Pencegahan dilakukan BMKG dengan terus memonitor cuaca dan intensitas hujan, serta BWS melakukan pengerukan sedimen lumpur atau material longsoran yang terjadi akibat gempa dan tersapu oleh hujan atau aliran sungai, dengan menggunakan alat berat. Tujuannya, agar aliran air tidak meluap ke pemukiman warga.

Baca juga: Webinar BMKG dengan Pakar: Patahan Baru di Pasbar Dinamai Sesar Talamau, Dampak Goncangan Hingga VIII MMI

Upaya pengerukan ini juga sekaligus untuk mencegah terbentuknya sumbatan material endapan longsoran pada lembah sungai. Sumbatan-sumbatan material tersebut, sering terjadi akibat longsor saat gempa dan akan berbahaya bila membendung aliran air hujan dan aliran sungai dari arah hulu.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: