Kadin Ingatkan PLN untuk Tak Sekadar Penetrasi EBT

Rabu, 16 Februari 2022, 18:02 WIB | Bisnis | Nasional
Kadin Ingatkan PLN untuk Tak Sekadar Penetrasi EBT
Ketua Komite Tetap Energi Baru dan Terbarukan KADIN, Muhammad Yusrizki bersama Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero), Wiluyo Kusdwiharto pada Focus Group Discussion (FGD) dengan pembahasan Program De-Dieselisasi yang direncanaka

JAKARTA (16/2/2022) - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) mengingatkan aspek techno-commercial yang akan dirancang PLN, tak sekadar mengejar penetrasi energi baru terbarukan (EBT) sehingga berimbas harga listrik EBT menjadi terlalu tinggi.

Ketua Komite Tetap Energi Baru dan Terbarukan KADIN, Muhammad Yusrizki menyebutkan, salah satu yang jadi fokus perhatian dunia usaha saat ini adalah aspek techno-commercial yang tengah dirancang PLN. Pernyataan ini disampaikannya dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan pembahasan Program De-Dieselisasi yang direncanakan PLN, di Jakarta, Selasa.

"Sampai dengan tahun 2020, PLN diketahui masih memiliki unit PLTD sejumlah 5.200 unit yang tersebar di 2.130 lokasi di seluruh Indonesia. Menurut data PLN, konsumsi BBM yang diperlukan di tahun 2020 untuk PLTD ini mencapai 2,7 juta kilo liter dengan estimasi biaya mencapai Rp16 triliun," ungkap Yusrizki dalam pernyataan tertulis yang diterima.

Rancangan Program De-Dieselisasi selain untuk meningkatkan bauran energi terbarukan, juga untuk menekan konsumsi BBM yang juga berarti menekan impor energi Indonesia.

Baca juga: Potensi Pertanian dan EBT Sumbar Belum Tergarap, Audy Joinaldy: Pemerintah Terkendala Hilirisasi dan Investasi

PLN merencanakan akan melakukan konversi PLTD ke pembangkit EBT dengan total kapasitas pembangkit PLTD sampai dengan 499 MW.

Pada tahap pertama, yang akan dimulai oleh PLN dalam waktu dekat, total kapasitas PLTD yang akan di konversi mencapai 250MW.

Sementara tahap kedua, yang masih dalam kajian PLN, kapasitas PLTD yang akan di konversi sebesar 249MW. "Kepentingan FGD ini untuk mempertemukan PLN, sebagai pemilik proyek, dan dunia usaha yang nantinya akan menjadi investor bagi program De-Dieselisasi PLN," ungkapnya.

Salah satu yang menjadi fokus perhatian dunia usaha, terangnya, adalah aspek techno-commercial yang akan dirancang PLN. "Jangan sampai untuk alasan mengejar penetrasi EBT yang tinggi, akhirnya membuat harga listrik EBT terlalu tinggi," pesan Yusrizki.

Baca juga: LUTD PLN, Wujudkan Mimpi Asmanidar 'Bertemu' Prabowo-Gibran

Terkait aspek techno-commercial, Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) menyampaikan pendapat mereka bahwa sesuai perhitungan AESI, pembagian antara PLTD dengan pembangkit EBT adalah 50%, dimana pembangkit EBT beroperasi 50% dari jam operasional PLN.

Halaman:
IKLAN NOMOR URUT PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMBAR PEMILIHAN 2024

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan:
IKLAN CALON WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA PADANG PEMILIHAN SERENTAK 2024
IKLAN TOLAK POLITIK UANG PEMILIHAN SERENTAK 2024 KPU SUMBAR
IKLAN SOSIALISASI NOMOR URUT CALON BUPATI-WAKIL BUPATI KEPULAUAN MENTAWAI