Bincang Bisnis SLA 2021: Pandemi Paksa Pelaku Usaha Berkreasi sekaligus Memanfaatkan Teknologi
PADANG (7/11/2021) - Deputy Usaha Mikro Kementrian Koperasi dan UMKM, Eddy Satriya mengatakan, ekonomi Indonesia sangat tergantung pada pergerakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) baik sebelum pandemi maupun setelahnya.
"Pandemi memaksa semua orang harus berkreasi sekaligus memanfaatkan teknologi dalam mendukung fungsi produksi UMKM kita," ungkap Eddy Satriya mewakili Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki dalam Webinar Bisnis Talk seri III, Ahad pagi.
Webinar yang mengambil tema, 'Menembus Pasar Disruptif dengan Digitalisasi, Menuju UMKM Tangguh dan Berkelanjutan untuk Mendukung Kekuatan dan Kedaulatan Ekonomi Bangsa' ini, digelar panitia Silaturahmi Lintas Angkatan (SLA) Ikatan Alumni SMAN 1 (Iasma) Landbouw 2021.
Menurut Eddy yang juga alumni SMAN 1 Bukittinggi, pelaku UMKM Indonesia yang tergabung dalam global value chain (GVC) baru sebesar 4,1% dari populasi. Jika dibandingkan dengan negara Asean lainnya, Indonesia masih jauh tertinggal. Dimana, GVC Malaysia sudah 46,2%, Vietnam (20,1%), Thailand (29,6%) dan Filipina (21,4%).
Baca juga: 40 Pelaku UMKM Sektor Kuliner di Agam Ikuti Pelatihan Peningkatan Inovasi dan Higienitas
"Tingginya biaya logistik inbound dan outboned di Indonesia, membuat rendahya daya saing pelaku UMKM Indonesia," ungkap Eddy.
Menurut Eddy, pemerintah terus mendorong UMKM Indonesia masuk pasar global. Salah satu yang dilakukan, penguatan pangsa produk UKM di pasar nasional sekaligus peningkatan kontribusi UMKM terhadap ekspor non migas dengan target 17% (2024).
Di mata Eddy, sejumlah produk UMKM asal Sumatera Barat, layak masuk pasar yang lebih luas lagi. Seperti, es durian atau ampiang dadiah dan Keju Lasi. Masalahnya sekarang, produk unik dan khas Ranah Minang ini, masih dijual secara konvensional.
"Sebuah minuman probiotik asal Jepang, bisa masuk ke pelosok Indonesia. Produk unggulan kita, seharusnya juga bisa melakukan hal serupa seperti minuman probiotik itu," ungkap dia.
Baca juga: Erman Safar Blusukan di Campago Guguak Bulek, Program Bansos jadi Harapan Masyarakat
"Saya pernah mencicipi Ampiang Dadiah di Kawasan Benteng Bukittinggi yang sudah disajikan seperti penyajian ice cream lalu disirami tangguli (gula tebu). Penyajiannya yang mengikuti selera kekinian, akan membawa Ampiang Dadiah menembus pasar lebih luas lagi," nilai Eddy seputar pentingnya kemasan produk UMKM.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- 5 Fraksi DPRD Bukittinggi Tolak Anggaran Sky Walk dan Lanjutan Pembangunan Stasiun Lambung di KUA PPAS 2025
- Pengidap HIV di Daerah Tujuan Wisata adalah Pelaku LGBT, Ini Arahan Pjs Wako Bukittinggi
- Elqadri jadi Pj Sekda Bukittinggi, Ini Pesan Wali Kota
- Ini Calon Kepala Daerah Partai Gerindra pada Pilkada Serentak 2024 di Sumatera Barat
- Staf Sekretariat KPU Bukittinggi Dicatut jadi Pendukung Calon Perseorangan, Ini Keputusan Bawaslu Setelah Terima Laporan