Sapaan Loe, Gue, Mbak dan Mas di Lembaga Penyiaran, Kadinas Kominfo: Serasa Tak di Minang Kita

Rabu, 30 Desember 2020, 21:37 WIB | Wisata | Provinsi Sumatera Barat
Sapaan Loe, Gue, Mbak dan Mas di Lembaga Penyiaran, Kadinas Kominfo: Serasa Tak di Minang...
Kepala Dinas Kominfo Sumbar, Jasman Rizal Dt Bandaro Bendang memberikan arahan pada Rapat Koordinasi dan Refleksi Akhir Tahun 2020 Penyiaran di Sumatera Barat, Rabu (30/12/2020). (mangindo kayo/valoranews)
VISI MISI CALON GUBERNUR SUMBAR PILKADA SERENTAK 2024

VALORAnews - Kepala Dinas Kominfo Sumbar, Jasman Rizal Dt Bandaro Bendang mengingatkan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumatera Barat untuk mengantisipasi tersiarnya pesan hoax melalui penyiar radio. Hal ini seiring makin berseliwerannya informasi tersebar di media sosial.

Selain itu, Jasman juga mengingatkan penyiar radio, untuk berbahasa dengan memperhatikan kearifan lokal. Tak menggunakan bahasa prokem ala "anak Jaksel,' yang tentunya tak mencerminkan keluruhan budaya Minangkabau.

"Penyiar beserta Lembaga Penyiaran, adalah agen perubahan dan edukasi bagi masyarakat. Saat ini, jika mendengar penyiar bicara di radio, saya merasa berada bukan di Ranah Minangkabau. Penyiarnya tampak asyik ber-loe-loe dan gue," ungkap Jasman saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi dan Refleksi Akhir Tahun 2020 Penyiaran di Sumatera Barat, Rabu (30/12/2020).

Rapat yang dihadiri pemangku kepentingan di lembaga penyiaran, ninik mamak, ulama, Ormas, Organisasi Kepemudaan, Organisasi Kemahasiswaan dan lainnya itu, mengangkat tema, "Dinamika Penyiaran Tahun 2020 dan Harapan Penyiaran yang Berkualitas di Tahun 2021." Rapat ini digelar di aula Dinas Kominfo Sumatera Barat, Jl Pramuka Raya, Padang.

Baca juga: Reformasi Birokrasi Payakumbuh Raih Predikat Sangat Baik, Ini Pesan Wali Kota

Menurut Jasman, selain menggunakan bahasa prokem, penyiar maupun presentar televisi lokal Sumatera Barat, juga kerap menyapa pemirsanya dengan mbak dan mas. "Ini tanah Minangkabau. Mestinya kata sapaan yang dipakai adalah uda atau uni, sehingga orang luar yang datang ke Sumbar tahu, kalau dia sudah berada di bumi Minangkabau," tegas Jasman.

Menurut Jasman, lembaga penyiaran di Sumatera Barat harus lebih banyak mengangkat kearifan lokal. Misalnya, saat membawa acara, diselipkan juga bahasa Minang.

"Lembaga penyiaran adalah etalase dan puncak dari informasi yang ada. Jangan kita mengikuti-ikuti tren yang ada di Jakarta sana. Kita harus melahirkan sebuah konsensus terhadap hal ini," ujarnya sembari melirik Ketua KPID Sumatera Barat, Afriendi Sikumbang yang duduk di kursi depan.

Dikatakan Jasman, pada kegiatan Anugerah KPID Sumbar 2020 kemarin, dirinya mengusulkan agar penyiar dan presenter diberikan juga penghargaan, bukan hanya lembaga penyiaran saja.

Baca juga: Afriendi Sikumbang Terpilih Aklamasi Pimpin IKA PMII Sumbar

"Baik buruknya lembaga penyiaran, tergantung presenter dan penyiar. Makanya mereka layak diberikan apresiasi," katanya.

Halaman:
TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PILKADA SERENTAK 2024

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: