Isu Virus Corona Pengaruhi Inflasi di Sumbar, Ini Penjelasan BI

Selasa, 03 Maret 2020, 18:09 WIB | Wisata | Provinsi Sumatera Barat
Isu Virus Corona Pengaruhi Inflasi di Sumbar, Ini Penjelasan BI
Di tempat strategis di kawasan terminal BIM, disediakan disinfektan untuk menjaga kebersihan tangan. Ini merupakan tindakan antisipatif dari otoritas BIM, mencegah penyebaran Virus Corona di salah satu pintu masuk Sumbar ini. (humas bim AP2)

VALORAnews - Sumatera Barat tercatat mengalami deflasi pada Februari 2020. Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum Sumatera Barat pada Februari 2020 mengalami deflasi bulanan sebesar -0,20% (mtm), menurun dibandingkan Januari 2020 yang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,60% (mtm).

Laju inflasi Sumatera Barat pada Februari 2020 berada di bawah realisasi inflasi nasional yang sebesar 0,28% (mtm). Secara spasial, pada Februari 2020 Kota Padang tercatat mengalami deflasi sebesar -0,29% (mtm)," ungkap Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Sumbar, Gunawan Wicaksono dalam siaran pers yang diterima, Selasa (3/3/2020).

Angka itu, terang dia, menjadikannya sebagai kota dengan nilai deflasi terendah ke-4 dari 8 kota/kabupaten IHK di kawasan Sumatera yang mengalami deflasi serta berada pada peringkat ke-5 deflasi terendah dari 17 kota/kabupaten IHK di Indonesia yang mengalami deflasi.

Pada Februari 2020, Kota Bukittinggi mengalami inflasi sebesar 0,46% (mtm) lebih tinggi dari realisasi inflasi pada bulan Januari 2020 yang tercatat inflasi sebesar 0,25% (mtm). Realisasi inflasi Kota Bukittinggi menjadikannya sebagai kota dengan nilai inflasi tertinggi ke-5 dari 16 kota/ kabupaten di Kawasan Sumatera yang mengalami inflasi.

Baca juga: Masuk Terminal Keberangkatan BIM, Yos: Semua Wajib Diperiksa Suhu Tubuh

"Secara nasional, Kota Bukittinggi berada pada peringkat ke-25 dari 73 kota/kabupaten IHK yang mengalami inflasi," terangnya.

Secara tahunan, pada Februari 2020 Sumatera Barat mengalami inflasi sebesar 2,28% (yoy) atau menurun dibandingkan realisasi inflasi Januari 2020 sebesar 2,36% (yoy) namun lebih tinggi dibanding realisasi inflasi tahun lalu (Februari 2019) yang sebesar 1,95%(yoy).

Nilai inflasi tahunan Sumbar ini tercatat lebih rendah dari realisasi inflasi nasional yang sebesar 2,98% (yoy) dan realisasi inflasi Sumatera yang sebesar 2,45% (yoy). Sampai dengan Februari 2020 inflasi tahun berjalan Sumatera Barat sebesar 0,40% (ytd) atau turun dibanding Januari 2020 yang sebesar 0,60% (ytd).

Deflasi Provinsi Sumatera Barat pada Februari 2020 terutama berasal dari deflasi kelompok transportasi dan kelompok makanan, minuman dan tembakau. Secara umum kelompok transportasi mengalami deflasi sebesar -1,91% (mtm) didorong oleh penurunan tarif angkutan udara yang mengalami normalisasi tarif dengan andil sebesar -0,24%.

Baca juga: 162 Warga Sumbar Masuk Status ODP, Belum Suspect Covid-19

Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi sebesar -0,12% didorong oleh penurunan berbagai komoditas bahan makanan yang cenderung mengalami penurunan permintaan. Sementara itu, beberapa komoditas penyumbang inflasi di kelompok makanan, minuman dan tembakau antara lain bawang putih dan cabai merah masing-masing menyumbang inflasi dengan andil masing-masing sebesar 0,07% dan 0,06%.

Halaman:
IKLAN NOMOR URUT PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMBAR PEMILIHAN 2024

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan:
IKLAN CALON WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA PADANG PEMILIHAN SERENTAK 2024
IKLAN TOLAK POLITIK UANG PEMILIHAN SERENTAK 2024 KPU SUMBAR
IKLAN SOSIALISASI NOMOR URUT CALON BUPATI-WAKIL BUPATI KEPULAUAN MENTAWAI