Suir Syam Sosialisasikan Germas di Solsel

Selasa, 07 Agustus 2018, 23:49 WIB | Wisata | Kab. Solok Selatan
Suir Syam Sosialisasikan Germas di Solsel
Anggota Komisi IX DPR RI daerah pemilihan Sumbar I, Suir Syam saat menyosialisasikan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di aula kantor bupati Solok Selatan, Selasa (7/8/2018). (humas)

VALORAnews - Anggota Komisi IX DPR RI, Suir Syam bersama Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI, gelar sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di aula kantor bupati Solok Selatan, Selasa (7/8/2018).

"Germas perlu disosialisasikan, karena pertumbuhan penduduk meningkat di Indonesia. Masyarakat tambah banyak, rumah sakit makin penuh, sehingga uang negara habis untuk pembiayaan ini. Imbasnya masyarakat miskin makin bertambah," katanya.

Menurut dia, sosialisasi Germas ini harus dilaksanakan sebab pola penyakit sekarang sudah berubah dari yang menular ke tidak menular seperti darah tinggi, stroke, kanker, serangan jantung yang sangat berbahaya. Penyakit tidak menular ini, katanya, memakan biaya pengobatan besar.

"Sebut saja sakit jantung. Untuk pasang satu cincin saja, butuh biaya ratusan juta rupiah. Penyakit jantung bisa terjadi karena pola makan masyarakat yang kurang mengonsumsi buah dan sayur," ujarnya.

Baca juga: Pembangunan Fasilitas BPVP Padang Terbengkalai, Ini Kata Suir Syam

Dijelaskan, Germas itu memiliki beberapa indikator yang harus dibiasakan kepada masyarakat. Seperti rajin berolahraga, melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, dan setiap rumah harus memiliki jamban sehat sebagaimana yang telah di Programkan oleh Pemprov Sumbar.

"Kalau petani rasanya sudah cukup berolah raga dengan pekerjaannya. Tetapi, bagi ASN yang banyak duduk harus diseimbangkan minimal 30 menit dalam sehari berolah raga. Selanjutnya, pemeriksaan kesehatan secara teratur kalau ini dilakukan, maka jika ada gejala penyakit bisa segera didateksi dan diobati dengan biaya yang lebih murah," jelasnya.

Selain itu, salah satu indikator yang yang sulit dihilangkan adalah kebiasaan merokok di kalangan perokok aktif. Padahal, setiap perokok sudah memahami betul bagaimana dampak negatifnya, baik bagi dirinya maupun orang di sekitarnya selaku perokok pasif.

"Saya pernah berkunjung ke pabrik rokok dan seluruh karyawannya dilarang merokok karena berbahaya tetapi kenapa kita menghisapnya setiap hari. Akan tetapi, masyarakat tetap bertahan dengan kebiasaanbya mengonsumsi asap rokok, padahal sudah diketahui itu berbahaya," katanya.

Baca juga: Daftar Tunggu Operasi Jantung di RSUP M Djamil Padang Bisa Sampai 2 Bulan, Ini Kata Komisi IX DPR

Ke depan, diharapkannya, perokok tersebut harus berusaha berhenti merokok. Kalaupun, belum bisa jangan merokok di dekat anak. "Dampak merokok dekat anak bisa menghambat pertumbuhannya terganggu dan perkembangan otaknya juga terganggu," ujarnya.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: