Inflasi Sumatera Barat Tertinggi Kedua di Sumatera

Kamis, 02 Agustus 2018, 23:11 WIB | Wisata | Provinsi Sumatera Barat
Inflasi Sumatera Barat Tertinggi Kedua di Sumatera
Ilustrasi Bandara Internasional Minangkabau.

VALORAnews - Pergerakan Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumatera Barat, Juli 2018 terpantau meningkat, lebih tinggi daripada periode lebaran bulan lalu. Laju inflasi bulanan pada Juli 2018 tercatat sebesar 0,56% (mtm), meningkat dibandingkan bulan Juni 2018 sebesar 0,37% (mtm).

"Besaran inflasi tersebut dibentuk dari 2 (dua) kota sampling inflasi yakni Kota Padang dan Kota Bukittinggi yang masing-masing mencatat inflasi sebesar 0,62% (mtm) dan 0,09% (mtm)," ungkap Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumbar, Bimo Epyanto dalam siaran pers yang diterima.

Inflasi Sumatera Barat berada di atas pergerakan harga nasional, yang mencatat inflasi sebesar 0,28% (mtm) pada Juli 2018. Secara tahunan, inflasi Sumatera Barat pada Juli 2018 sebesar 3,25% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan laju inflasi nasional sebesar 3,18% (yoy).Sementara itu, laju inflasi Sumatera Barat berdasarkan kalender tahun berjalan Januari-Juli 2018 mencapai 2,00% (ytd) atau masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,18% (ytd).

Dengan realisasi inflasi bulanan tersebut, Sumatera Barat menduduki posisi tertinggi ke-2 di Sumatera setelah Bengkulu, dan tertinggi ke-8 dari 26provinsi yang mengalami inflasi secara nasional. Papua Barat (1,25%, mtm), Kalimantan Timur (0,92%, mtm), dan Bengkulu (0,87% mtm) terpantau sebagai provinsi dengan inflasi tertinggi pertama, kedua, dan ketiga secara nasional.

Baca juga: Dharmasraya Alami Deflasi Periode Oktober 2024

Tekanan inflasi Sumatera Barat pada Juli 2018 disumbang oleh semua kelompok inflasi dengan laju inflasi tertinggi berasal dari kelompok volatile food. Laju inflasi kelompok volatile food pada bulan Juli tercatat mengalami inflasi sebesar 1,18% (mtm) atau naik dibandingkan bulan Juni 2018 sebesar 0,44% (mtm).

Secara spesifik, tekanan inflasi kelompok ini terutama berasal dari kenaikan harga komoditas daging ayam ras, beras, jengkol, dan telur ayam ras dengan sumbangan inflasi bulananmasing-masing 0,10% (mtm); 0,08% (mtm); 0,07% (mtm); dan 0,06%(mtm) terhadap keseluruhan inflasi di Sumatera Barat. Kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam ras merupakan akibat kenaikan harga pakan impor yang dipicu oleh pelemahan nilai tukar dan kenaikan harga jagung di pasar internasional.

Selain itu, implementasi kebijakan pelarangan penggunaan obat antibiotics growth promotors, yang berdampak pada penurunan produktivitas ayam penghasil daging dan telur, mengakibatkan penurunan pasokan daging dan telur ayam ras.

Sedangkan tingginya harga jengkol disebabkan oleh kurangnya pasokan mengingat sebagian aktivitas petani/pengambil jengkol belum kembali normal pasca lebaran. Lebih lanjut, tekanan inflasi kelompok volatile food tertahan oleh deflasi sejumlah bahan pangan strategis yakni bawang merah, petai, dan ikan nila.

Baca juga: Inflasi Tinggi Kerap Melanda, Bulog Sumbar Bangun Sinergisitas dengan TPID Pasbar

Sementara itu, laju inflasi kelompok administered pricester pantau melambat namun masih cukup tinggi. Kelompok barang yang diatur pemerintah tercatat mengalami inflasi sebesar 0,40% (mtm), turun dibandingkan periode Juni 2018 sebesar 0,64% (mtm). Kenaikan harga Pertamax per 1 Juli 2018 mengakibatkan komoditas bensin menyumbang inflasi bulanan sebesar 0,10% (mtm) pada bulan Juli.

Halaman:
IKLAN NOMOR URUT PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMBAR PEMILIHAN 2024

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan:
IKLAN CALON WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA PADANG PEMILIHAN SERENTAK 2024
IKLAN TOLAK POLITIK UANG PEMILIHAN SERENTAK 2024 KPU SUMBAR
IKLAN SOSIALISASI NOMOR URUT CALON BUPATI-WAKIL BUPATI KEPULAUAN MENTAWAI