Inflasi Sumatera Barat Tertinggi Kedua di Sumatera
Selain itu, masih berlangsungnya momen arus balik mudik/"Pulang Basamo" pascalebaran, diiringi oleh berakhirnya periode liburan sekolah dan penyelenggaraan beberapa event nasional di Kota Padang berdampak pada tingginya permintaan jasa transportasi angkutan udara walau relatif lebih rendah daripada Juni 2018.
Kondisi tersebut tercermin dari tarif angkutan udara yang memberikan sumbangan inflasi bulanan sebesar 0,07% (mtm) terhadap keseluruhan inflasi Sumatera Barat. Tekanan inflasi kelompok ini tertahan lebih lanjut seiring dengan deflasi angkutan antar kota yang harganya sudah kembali normal.
Perkembangan inflasi kelompok inti kembali mengalami peningkatan namun masih berada pada level moderat. Laju inflasi kelompok inti meningkat dari 0,20% (mtm) pada Juni 2018 menjadi 0,31% (mtm) pada Juli 2018.
Baca juga: Pjs Wako Bukittinggi Minta TPID Pantau Harga Sembako Tetap Terjangkau
Faktor meningkatnya harga Pertamax juga mendorong kenaikan biaya produksi dan transportasi berbagai komoditas, serta faktor dimulainya tahun ajaran baru 2018/2019, memberikan tekanan inflasi pada kelompok ini.
Lebih rinci, inflasi kelompok inti terutama disumbang oleh kenaikan biaya bimbingan belajar, Sekolah Dasar, dan tarip pulsa ponsel dengan sumbangan inflasi bulanan masing-masing sebesar 0,03% (mtm), sertabiaya Sekolah Menengah Pertama dan Taman Kanak-Kanak dengan sumbangan inflasi masing-masing sebesar 0,02% (mtm).
Menghadapi tekanan dan risiko ke depan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Sumatera Barat secara aktif melakukan berbagai upaya dalam pengendalian inflasi daerah. Seiring dengan kenaikan harga harga daging ayam dan telur ayam ras, TPID Provinsi Sumatera Barat di bulan Juli 2018 telah melakukan rapat koordinasi sebanyak 2 (dua) kali, baik bersama dengan OPD/instansi terkait, maupun dengan peternak, distributor, dan pengusaha ayam ras guna meredam kenaikan harga daging dan telur ayam ras.
Selain itu, bentuk komitmen pengendalian inflasi secara keseluruhan juga dilakukan di hampir seluruh seluruh kabupaten/kota di Sumatera Barat. Salah satunya melalui penyelenggaraan rapat koordinasi pengendalian inflasi di Kabupaten Agam sebagai daerah produsen utama komoditas pangan strategis, yakni beras dan hortikultura.
Dalam rangka stabilisasi harga pangan di wilayah Sumatera Barat, selama bulan Juli 2018, Bulog Divre Sumatera Barat telah melakukan operasi pasar untuk komoditas beras sebanyak 530 ton. TPID Sumatera Barat bersama Satgas Pangan juga selalu aktif dan terus memantau kelancaran distribusi pasokan bahan pangan di Sumatera Barat agar harga tetap terjaga dan inflasi terkendali. (rls/vry)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro