Pemilihan Serentak 2015, Husni: Ini Wilayah Calon dan Parpol

Kamis, 10 September 2015, 23:02 WIB | Provinsi Sumatera Barat
Pemilihan Serentak 2015, Husni: Ini Wilayah Calon dan Parpol
Ketua KPU RI, Husni Kamil Manik, saat menyampaikan harapannya pada ikrar peserta pemilihan serentak Sumbar 2015, Rabu (9/9/2015) di halaman kantor gubernur Sumbar, Jl Sudirman, Padang. (humas)

VALORAnews - Ketua KPU RI, Husni Kamil Manik kembali mempromosikan tagline pilkada badunsanak yang telah dipopulerkan sejak pilkada 2005 di Sumatera Barat. Pilkada badunsanak adalah sebuah komitmen moral antar penyelenggara, peserta pemilihan dan masyarakat untuk menghadirkan kontestasi politik tanpa kekerasan, tanpa kecurangan dan mengedepankan semangat kekeluargaan dan persaudaraan.

"Saya kira tagline pilkada badunsanak yang pernah kita canangkan pada pemilukada 2010 masih relevan untuk kita tegakkan. Terlalu murah jika pertarungan untuk memperebutkan jabatan, harus melepaskan hubungan kekerabatan dan pertemanan yang telah terjalin antar pasangan calon selama ini," ujar Husni saat ikrar peserta pemilihan serentak Sumbar 2015, Rabu (9/9/2015) di halaman kantor gubernur Sumbar, Jl Sudirman, Padang.

Baca juga: Haul 5 Tahun Husni Kamil Manik: HKM Sukses Wujudkan Pola Kolektif Kolegial Selama Pimpin KPU RI

Pilkada badunsanak, kata Husni, bukan berarti meniadakan kompetisi, tetapi berkompetisi dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang hidup dan dianut masyarakat Minangkabau. Pilkada badunsanak dapat terwujud, jika penyelenggara bekerja secara profesional dan bertanggungjawab.

"Penyelenggara pilkada harus independen. Jangan sampai ada laporan ke Jakarta yang menyampaikan keberpihakan. Kami akan tindak tegas jika ada penyelenggara yang berpihak. Independensi penyelenggara adalah kata kunci integritas," ujar Husni, dikutip dari siaran pers KPU.

Baca juga: Haul Kelima Husni Kamil Manik, 2 Gubernur dan 5 Sahabat Beri Kesaksian

Untuk menjamin terlaksananya pilkada badunsanak di Sumatera Barat, Husni meminta aparatur sipil Negara (ASN) dan aparat keamanan, bersikap netral. "Pertarungan untuk memperebutkan kekuasaan adalah wilayahnya pasangan calon dan partai politik. Untuk itu, saya minta ASN dan aparat keamanan di Sumatera Barat bersikap netral," ujarnya.

Husni tak lupa mengingatkan pasangan calon, agar tidak menganggap penyelenggara pemilihan sebagai lawan. "Kami ini penyelenggara pemilihan. Kami sediakan gelanggang untuk bertarung. Karena itu kami jangan diserang, karena kami bukan lawan para pasangan calon," ujar Husni.

Baca juga: GPII Sumbar Gelar Haul Keempat Husni Kamil Manik: Peraih Bintang Penegak Demokrasi itu Lahir dari Rahim Reformasi

Dia berharap dari proses pilkada serentak di Sumatera Barat muncul kepala daerah yang menonjol di tingkat nasional dan dapat menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Barat. Dalam pemilihan serentak 2015 ini, di Sumbar bakal diselenggarakan di dua kota, 11 kabupaten dan provinsi. Sebanyak 42 pasangan calon mendaftar, tiga di antaranya batal ditetapkan karena di tidak memenuhi syarat sebagai calon.

Sementara, Ketua KPU Sumatera Barat, Amnasmen meminta pasangan calon, memanfaatkan waktu berkampanye yang panjang, untuk menyampaikan gagasan dan solusi terhadap berbagai persoalan yang terjadi di daerahnya masing-masing.

Baca juga: Ayo Nonton Bedah Buku Almarhum Husni Kamil Manik secara Live Streaming Ba'da Jumat

"Manfaatkanlah waktu berkampanye yang panjang tersebut untuk bertemu dan berdialog dengan pemilih. Saya juga minta para calon untuk menghindari kampanye yang tidak terpuji," ujarnya.

Penjabat Gubernur Sumatera Barat, Reydonnyzar Moenek mengatakan, pemerintah daerah berkomitmen memberikan bantuan dan fasilitasi kepada KPU, untuk efektivitas dan kelancaran penyelenggaraan pilkada serentak 2015.

Baca juga: Nur Hidayat Sardini Luncurkan Buku untuk Kenang Husni Kamil Manik

"Pilkada hanya sebuah cara untuk memilih pemimpin. Makna yang lebih penting dari pilkada adalah legitimasi, efektivitas, derajat keterpilihan, akuntabilitas, keadilan dan kesejahteraan," ujarnya.

Reydonnyzar mengatakan, masyarakat Minangkabau telah memiliki tradisi demokrasi yang sangat kuat. Minangkabau telah mengenal demokrasi jauh sebelum revolusi Prancis.

"Masyarakat Minangkabau sudah terbiasa berbeda pendapat. Tetapi perbedaan pendapat bukan sumber pertikaian, tetapi motivasi untuk maju dan berkembang," ujarnya. (kyo)

Editor: Mangindo Kayo

Bagikan: