Bawang Varietas P 50 KT Janjikan Keuntungan
VALORAnews - Nagari Tanjuang Haro Sikabu-kabu Padangpanjang, Kecamatan Luak, bakal tampil menjadi daerah sentra produksi bawang merah lokal asli Kabupaten Limapuluh Kota. Hal itu terlihat dari antusiasme warga untuk mengusahakan dan mengembangkan komoditi sayuran tersebut.
"Kita optimistis, Nagari Tanjuang Haro Sikabu-kabu Padangpanjang akan menjadi produsen bawang varitas lokal asli dari daerah ini. Hal itu terlihat dari perkembangan kebun bawang milik petani di nagari ini," ujar Bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi usai panen perdana bawang milik Yon (30) warga nagari setempat, Rabu (24/5/2017).
Dengan ad anya budidaya bawang di nagari ini, Irfendi berharap, akan berdampak harga bawang di Kabupaten Limapuluh Kota dalam bulan puasa mendatang akan relatif stabil. Begitu pula dengan cabai yang sejak beberapa waktu belakangan, juga banyak diusahakan warga dan ibu rumah tangga di daerah ini.
"Saya yakin dengan memproduksi bawang sendiri, harga komoditi sayuran ini akan menjadi stabil. Selain bawang, kita juga berharap harga cabai bisa terkontrol selama bulan puasa, sebab sesuai anjuran kita, sudah banyak rumah tangga yang ikut mengusahakan tanaman cabe di pekarangan rumahnya," papar Irfendi.
Baca juga: Ranperda RPJPD 2025-2045 masih di Kemenkuham, DPRD Limapuluh Kota Konsultasi ke DPRD Sumbar
Dikesempaten itu, Irfendi mengakui, produksi bawang lokal di Tanjuang Haro Sikabu-kabu yang mencapai 1,2 ton pada luasan lahan 1000 meter persegi, merupakan hasil yang luar biasa. Menyimak potensi bawangnya, putera Koto Tangah Simalanggang itu mengharapkan komoditi lokal yang dinamai varietas P 50 KT (Payakumbuh Limapuluh Kota) tersebut dapat dipatenkan.
Sebelumnya, petani bawang, Yon mengaku, budidaya bawang lokal ini cukup menguntungkan. Dengan menanami dua piring lahan sawah secara organik, ia bisa mendapatkan hasil hingga 1,7 ton dengan harga jual sekitar Rp19.000.
"Bagi saya, bercocok tanam bawang lebih menguntungkan dari cabai," ujar Yon. (rls/kyo)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Wakanda Taram; Potret Objek Wisata Berbasis CBT di Sumatera Barat, Beromset Rp2 Miliar per Tahun
- Supardi; Nagari Maek Potensi jadi Destinasi Wisata Minat Khusus
- Festival Maek Hadirkan Peneliti Asing, Supardi: Kabut Peradaban Megalitik Maek harus Disibak
- Bukit dengan Tebing Berlubang, Hanya Ada Dua di Dunia, Nagari Maek dan Tianmen
- Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya