Gubernur Resmikan Yayasan Pusako Minangkabau: Ajakan Tan Sri Dr Rais Yatim untuk Berbahasa Minang Terasa Seperti Tamparan
VALORAnews - Ketua Yayasan Warisan Negara Malaysia, Tan Sri Dr Rais Yatim mengajak seluruh elemen masyarakat Sumatera Barat, untuk tidak melupakan sejarah serta terus melestarikan bahasa dan budaya Minangkabau. Menurutnya, hal itu harus dimulai dari lingkungan terkecil, keluarga.
"Orang Minang bukan Minang, kalau sagan babahaso awak," kata Rais Yatim saat peresmian Yayasan Pusako Minangkabau (YPM), Selasa (25/10/2016) di Padang. Dialek Minangnya terasa kental, walau dia lahir dan besar di tanah semenanjung itu.
Pernyataan Rais Yatim, keturunan urang awak di negara jiran Malaysia ini, dirasakan audien yang hadir di acara itu, seakan menyindir Ketua YPM, Dirwan Ahmad Darwis maupun Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno yang tampil berpidato sebelum Rais Yatim naik panggung. Sindiran itu juga tarasa sampai pada sanubari berbagai elemen masyarakat yang hadir di acara tersebut.
Saat itu, Dirwan Ahmad Darwis dalam mengenalkan YTM, menggunakan bahasa Indonesia yang kadang dibacakan dengan bahasa Minang. Walau berpidato dengan panduan teks, saat membaca kata yang disusun dalam bahasa Minang, lidah Dirwan terdengar terpatah-patah juga membacanya.
Hal serupa juga terjadi saat Irwan Prayitno memberikan sambutan sekaligus meresmikan YPM. Irwan yang menyampaikan sejumlah pantun di acara itu, menggunakan bahasa Minang yang di-Indonesia-kan. Dalam pidatonya itu, terdengar lidah Irwan terasa berat melafaskan dialek khas Minangkabau. Dalam keseharian, Irwan juga terlihat tak cakap berbahasa Minang dengan baik.
"Mari kito pulang ka pangka, cari urek tunggang," tegas Rais Yatim, mengajak setiap elemen masyarakat untuk terus berbahasa Minangkabau di lingkungan rumah tangga.
Rais Yatim di awal memberikan kata sambutan, tampak bercakap-cakap dalam dialek khas Melayu. Usai menyapa tamu dan undangan serta mengenalkan rombongannya dari Malaysia, Rais Yatim kemudian berpidato tanpa teks menggunakan bahasa Minang secara fasih.
Selain itu, Rais Yatim kemudian membandingkan perilaku etnis Tionghoa yang konsisten dalam mempertahankan bahasa Mandarin, dengan kebiasaan yang diperlihatkan orang Minang kekinian. "Di rumah tangga, kita tidak lagi menggunakan bahasa Minang, tapi lebih banyak berbahasa Indonesia. Tidak salah memang, tapi akan membuat bahasa Minangkabau akan makin jauh terpendam di dasar bumi," terangnya.
Baca juga: Majelis BPSK Padang Temui Wakil Ketua DPRD Sumbar, Ini yang Dibicarakan
"Dua atau tiga generasi kedepan, maka tak ada lagi yang bisa berbahasa Minang. Anak cucu kita, dengan kecerdasan yang dimilikinya, tentu akan pergi bersekolah ke luar negeri. Dengan bahasa asing, jika ada dua orang Minang perantauan bertemu, mereka nanti akan saling bertanya soal kampung halaman," terangnya.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro