Garuda Gagal Mendarat di BIM Akibat Angin Kencang Disertai Hujan
VALORAnews -- Pesawat garuda dengan kode penerbangan GA 162 urung mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Selasa (27/9/2016) sore, setelah sebelumnya sempat menukik menuju landasan (runway).
"Pilot pesawat mengambil keputusan bijak. Dimana, saat landing mengambil keputusan tidak jadi mendarat dan mengembalikan pesawat ke udara, setelah dirasa ekor pesawat terjadi windshear yang menyebabkan goncangan kuat," ungkap salah seorang penumpang Edwiza, di sebuah grup percakapan whatsapp.
"Setelah berputar di udara di atas lautan, sekitar 1 jam kemudian baru kembali bisa mendarat yang juga masih terasa goncangan saat landing tersebut," tambah Edwiza.
Kencangnya tiupan angin ekstrim ini, berdasarkan catatan BMKG, disertai dengan hujan sejak pukul 12.00-14.00 WIB dengan kecepatan maksimum tercatat di Bandara Internasional Minangkabau, 92 km per jam. Angin kencang ini kemudian disertai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Baca juga: Koperasi jadi Pilar Utama Ekonomi Daerah
"Angin kencang di Sumatera Barat diakibatkan adanya daerah Tekanan Rendah atau pupunan angin atau pusaran angin di wilayah barat Lampung. Hal ini mengakibatkan massa udara dan angin bergerak menuju daerah tekanan rendah tersebut dengan kecepatan tinggi. Angin tercatat di BIM bergerak dari barat- barat laut menuju tenggara-selatan," ungkap Kasi Observasi dan Informasi BMKG Tabing, Budi Iman.
Prospek tiga hari kedepan, terangnya, masih adanya daerah tekanan rendah di barat Lampung mengakibatkan masih berpotensi terjadinya angin kencang disertai angin kencang di wilayah Mentawai dan Pesisir Pantai Sumatera Barat terutama pada siang dan sore hari. (kyo)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro