Kesabaran Tak Berpalang Batas Penderita Tumor Ganas
Oleh donatur, Ryan juga dihadiahkan kaki palsu, untuk menopang kaki kirinya yang diamputasi, agar dia bisa bergerak bebas. Namun sayang, pada kenyataannya kaki palsu ini kurang fungsional, mengingat tulangnya yang rapuh, tulang panggulnya tak sanggup menahan beban tubuhnya.
Lulus di Sekolah Favorit
Ryan akhirnya mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) di sekolahnya. Ungkap ibunya, guru-guru mengaku bangga dengan nilai ujian sekolahnya. Padahal, satu tahun telah berlalu, namun ia masih bisa menyelesaikan ujian sekolah dengan baik.
Meski ijazahnya belum keluar, Ryan dinyatakan lulus saat mendaftarkan diri di salah satu sekolah Favorit di daerah Singkarak, SMPN 1 Singkarak. "Guru-gurunya sangat bangga mendengar kabar ini, berharap Ryan bisa melanjutkan sekolahnya," seloroh Sang Ibu.
Kembali memburuk
Tepat saat hendak mendaftar ulang di SMP N 1 Singkarak, tanpa sengaja Ryan terjatuh. Bagian kaki yang sebelumnya diamputasi menghempas aspal. Sejak itu, Ryan merasa sakit hingga ke pinggulnya.
Ryan dibawa ke RS M Djamil Padang pada akhir Agustus 2016. Ia menginap di Rumah Binaan Dompet Dhuafa Singgalang sejak Minggu (31/7/2016) hingga sekarang.
Tepat kemarin, Selasa (2/8/2016), Ryan kembali terbaring di RS. Ternyata tumor yang menyerang sistem tubuh Ryan adalan tumor ganas. Tubuh Ryan peka terhadap tumbukan. Bagian kaki yang terhempas, ternyata mengalami patahan tulang di ujung (bekas amputasi sebelumnya). Bagian tersebut segera di amputasi. Sementara bagian paha hingga pinggul, sudah membengkak besar. Selanjutnya pihak dokter meminta Ryan agar dirawat inap untuk amputasi lanjutan yang mengangkat bagian paha kiri hingga pinggulnya.
Berawal dari pelajaran kesabaran Sang Ibu
Seusai amputasi, Ryan dan Ibunya menunggu jemputan Tim Dompet Dhuafa Singgalang di beranda Rumah Sakit. Saya, saat itu datang mengendarai motor, mendahului tim yang hendak jemputan yang akan mengantar Ryan dan Sang Ibu untuk beristirahat di Rumbi.
Awalnya saya hendak sedikit bertanya-tanya tentang kebutuhan Ryan dan Sang Ibu, terkait ada donatur yang ingin berdonasi untuk pembuatan korset khusus penopang pinggul Ryan. Saat saya bertanya bagaimana kelanjutan pengobatan dan pembuatan korset di Jakarta, Ryan dan Sang Ibu menolak.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro