Kesabaran Tak Berpalang Batas Penderita Tumor Ganas
"Saya berharap kelanjutan pengobatan Ryan di Padang saja, mengingat tubuh Ryan sangat rentan perjalanan jauh cukup menyulitkannya. Alhamdulillah, penanganan di Padang baik dan untuk korset sepertinya tidak usah saja, karena gambaran dari dokter, korset tersebut hanya akan menyangga tulang Ryan, tentu akan sakit dan menyebabkan Ryan sulit beraktivitas," dengan rendah hati, Ibu Nurbaiti menangguhkan pembuatan korset khusus tersebut.
Saat ditanya bagaimana awal penyakit ini mulai menggerogoti tubuh Ryan, Ibu Nurbaiti kembali mengenang kejadian saat Ryan dalam suasana mengaji di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) di dekat rumahnya. Ryan, yang saat itu telah berstatus anak yatim, seringkali jadi bahan olokan oleh teman-temannya.
Ejekan tersebut tak pernah digubris oleh Ryan. Ibu Nurbaiti selalu menanamkan kesabaran di hati Ryan. "Sabar nak, jika ada teman yang menyakiti, tak perlu dibalas, cukup dihindari agar engkau tak sakit hati," kenang sang Ibu.
Namun kesabaran Ryan membuat temannya jengkel. Tepat saat suasana hujan di depan kelas mengaji, Ryan dihadang tiga temannya. Ryan tak bisa mengelak, entah terpeleset didorong atau karena lantai yang licin, Ryan terjatuh saat berbalik menghindar. Ryan tak bisa bangun saat itu. Oleh guru mengaji, Ryan dibawa ke salah satu tukang pijat.
Dua bulan berlalau, Ryan tak merasa ada yang aneh pada kakinya. Ada benjolan kecil didapati dibawah lutut. Awalnya diduga benjolan biasa, beberapa waktu kemudian, barulah didapati saat diperiksa ke dokter, tumbukan tersebut menyebabkan tumor di kakinya.
Sesal Ibu Ryan atas pelajaran sabarnya
Beberapa waktu berlalu, Ryan bermain ditemani sepupunya. "Waktu itu ia menonton orang main bola di lapangan," lanjut Ibu Nurbaiti. Ia kembali dijahili temannya. Tanpa sebab, punggung Ryan dipukul, dan memancing amarah sang sepupu.
Sedangkan Ryan hanya melerai keduanya. Bisa saja saat itu Ryan dan keluarga menuntut pertanggungjawaban kejahilan temannya, yang menyebabkan tulang dipunggungnya terstimulus tumor sampai sekarang. Namun ia dan sang ibu memilih ikhlas.
"Saya merasa sedikit menyesal saat itu, atas pelajaran sabar yang saya tanamkan padanya, akhirnya Ryan malah menerima semua perlakuan seperti itu," tutur Ibu Nurbaiti terbata-bata.
Kekuatan Sabar dari Ryan untuk Sang Ibu
Ibu Ryan kerap sedih mengingat nasib sang putra pertama. Meski tabah dengan ujian yang diberi Allah ini, tak jarang ia merasa menyesal telah mengajarkan kesabaran bagi Ryan.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro