Kesabaran Tak Berpalang Batas Penderita Tumor Ganas
Setelah melewati empat kali operasi, Ryan harus merelakan kaki kirinya diamputasi pada Maret 2015 lalu. Sebagian besar tubuhnya telah menerima efek buruk dari tumor ini, terutama di bagian Bagian kaki dan punggung Rian. Telapak kaki dan punggungnya terlihat bengkak dan menonjol karena tulangnya yang remuk dari dalam mendesak ke kulit.
Tumor ini telah merusak sistem kekebalan tubuh Rian, menyebabkan kerangka bagian tubuh sebelah kirinya rusak dan merapuh. Mulai dari ujung kaki hingga bawah lutut, ia ikhlaskan agar virus tidak semakin menjangkit anggota tubuh lainnya.
Mata kirinya turut menerima efek dari penyakit ini. Ia nyaris tidak bisa melihat. Oleh dokter, ia diterapi dengan kacamata khusus agar keburaman pandangannya dapat membaik.
Baca juga: Kunjungi Pasar Batusangkar, Ini yang Dilakukan Wamenaker
Meski ikhlas menguatkan diri untuk menghadapi operasi dengan pandagan mata sebelah kiri yang mengabur, Rian masih memerlukan penanganan khusus untuk tonjolan di kerangka tulang punggung akibat tumor yang ia derita.
Pihak Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo Jakarta, tempat Rian dirujuk, mengharuskan Rian untuk mengenakan korset khusus sebelum dan selama proses operasi Rian nantinya.
Namun biaya yang diperlukan tidak sedikit. Korset khusus ini membutuhkan biaya sebesar Rp3,5 juta. Korset ini sangat diperlukan untuk menahan tulang punggung dan pinggul Rian agar tidak remuk selama melakukan operasi.
Lagi-lagi Rian harus menunggu, entah bagaimana ia bisa mendapat biaya sebesar itu. Selama ini Rian mengandalkan tanggungan biaya dari BPJS. Namun untuk korset ini, BPJS tidak bisa memenuhi tanggungan pembiayaan untuk Rian.
Kepulangan
Sekitar setahun menginap di shelter Dompet Dhuafa Jakarta, Ryan ingin pulang dan meneruskan pendidikannya yang terhenti tepat saat ia duduk di kelas VI (saat dimana ia akan menghadapi ujian akhir sekolah) bangku Sekolah Dasar (SD).
"Rian ingin pulang, mau ikut ujian sekolah," ungkapnya polos. Rian berangkat dengan bus dari Jakarta pada pertengahan Maret 2016 lalu, dan tiba di Solok pada Rabu (30/3/2016) dengan selamat.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro