Gempa 5,6 SR di Barat Daya Bengkulu Selatan Kategori Outer Rise
VALORAnews -- Gempa berkekuatan 5,6 skala richter (SR), terjadi Sabtu (23/7/2016). Lindu ini berpusat di 334 km Barat Daya Bengkulu Selatan. Data yang dirilis BMKG, gempa ini terjadi pukul 14.41.45 WIB pada koordinat Lintang 6.68 LS dan Bujur 101.16 BT dengan kedalaman 10 km.
"Gempa ini tidak berpotensi Tsunami," demikian dikatakan Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam relisnya yang diterima beberapa saat lalu.
Dikatakan, sebagian besar wilayah pesisir barat Bengkulu hingga Lampung, ikut merasakan guncangan gempabumi tektonik yang berlokasi di Samudera Hindia pada jarak sekitar 334 kilometer arah baratdaya Bengkulu Selatan pada kedalaman hiposenter 10 kilometer itu.
Berdasarkan hasil analisis peta tingkat guncangan (shake map) BMKG, terangnya, gempa ini menimbulkan guncangan pada I Skala Intensitas Gempabumi BMKG (SIG-BMKG) atau II skala intensitas Modified Mercally Intensity (MMI) di Bengkulu, Kaur, Seluma, Tanjungkemuning, Pandanganget, Manna, Tanjung Raya, Bintuhan, Krui, Liwa dan Kotajawa.
Baca juga: Era Sukma Munaf Hadiri Silatgab Kesiapsiagaan Megatrush di Padang
Gempabumi ini tercatat dengan baik oleh peralatan BMKG, dan di berbagai daerah tersebut dampak gempabumi dirasakan oleh orang banyak, tetapi tidak menimbulkan kerusakan, sementara benda-benda ringan yang digantung berayun dan jendela kaca bergetar.
"Jika ditinjau kedalaman hiposenterya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal di kerak samudera, dan jika ditinjau dari lokasi episenternya maka gempabumi ini merupakan gempabumi outer rise karena berpusat di luar zona subduksi," terangnya.
Gemempabumi di zona outer rise ini menarik untuk dicermati, karena jika kekuatannya besar dapat berpotensi memicu tsunami, disebabkan mekanisme sumbernya yang cederung turun (normal fault), sehingga dapat mengganggu kolom air laut.
Peristiwa gempabumi outer rise dengan kekuatan signifikan di Indonesia tidak banyak, tetapi catatan tsunami menunjukkan bahwa hampir semuanya memicu tsunami, diantaranya adalah: gempabumi Jawa 11 September 1921 M=7,5 yang memicu tsuami di sepanjang pantai Cilacap hingga Pacitan, gempabumi Sumba 19 August 1977, M=8,3 yang memicu tsunami di Pantai Lunyuk, Sumbawa dan menelan korban lebih dari 100 orang.
Baca juga: Mahyeldi: Potensi Gempa Megathrust Mentawai Sudah Diinformasikan sejak Lama
Kemudian, gempabumi Aceh, 11 April 2012 M=8,5 juga memicu tsunami kecil di pantai barat Aceh. Sementara itu, catatan dari luar negeri menunjukkan bahwa zona outer rise pernah memicu tsunami besar, seperti The 1933 Sanriku tsunami di Jepang, yang menelan korban lebih dari 3.000 orang dan Tsunami Samoa pada tahun 2009.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro