Kinerja Berhasil, Ferizal: Komunikasi Atasan-Bawahan harus Baik
VALORAnews - Terbangunnya sistem komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan di sebuah organisasi atau instansi pemerintah, jadi kunci keberhasilan tim perangkat kerja. Para pemimpin dituntut memiliki inovasi, khususnya membangun komunikasi aktif, agar para pegawainya mampu menterjemahkan setiap intruksi atau perintah.
"Keberhasilan kinerja sebuah organisasi atau instansi, tidak terlepas dari sistem komunikasi antara pimpinan dan bawahan. Bangunlah komunikasi yang baik antara sesama staf, juga atasan. Para staf harus mampu memberi solusi serta menerjemahkan instruksi/perintah dari atasannya," kata Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan, Senin (18/4/2016).
Pada waktu itu, Ferizal Ridwan jadi pemateri dalam kegiatan Pendidikan dan Latihan (Diklat) pejabat eselon IV bertema 'Mewujudkan kepemimpinan berkopetensi dan berkarakter dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik,' di Mess Pemda Medan Bapaneh Tarantang.
Sekecil apa pun informasi yang dimiliki seorang staf, kata Feri, wajib disampaikan ke pimpinan organisasi atau instansi jika itu menyangkut dengan materi kerja. Informasi yang disampaikan, juga harus akurat dan terbukti kebenarannya. Tata-cara berkomunikasi antara pimpinan dan bawahan pegawai pemerintahan harus jelas dan dapat dipahami.
Baca juga: Ranperda RPJPD 2025-2045 masih di Kemenkuham, DPRD Limapuluh Kota Konsultasi ke DPRD Sumbar
Ferizal mencontohkan, ketika dirinya menyampaikan perintah ke seorang bawahannya. "Misal, saya nyuruh staf/ajudan saya, memberi uang buat anak saya. Namun, jika sang ajudan tak bisa berkomunikasi dengan baik, ketika ketemu anak saya, dia bisa bilang; Hei, Bapak Kau! Ini, Kasih Uang! Maka, anak saya yang masih kecil pasti lari, karena takut. Makanya, butuh cara berkomunikasi yang baik," ujarnya.
Selain atasan dengan bawahan, para pejabat negara juga dituntut bisa membangun koordinasi dengan sesama staf atau rekan kerja. Jangan sampai apa yang jadi visi-misi dari kinerja, tidak tercapai hanya karena akibat persoalan komunikasi. Dia menyebut, karakter seorang pemimpin yang berpola pikir baik, lebih cenderung bersikap terbuka.
Seperti ketika sang pemimpin memberi perintah atau instruksi, maka akan diplikasikan dengan baik oleh bawahan/staf. Disamping menuntut upaya komunikasi, Ferizal juga meminta para pejabat daerah, terus meningatkan etos kerja melalui inovasi yang terkendali. Orientasi kinerja, katanya, akan lebih baik jika mengacu kepada proses, bukan kepada hasil.
Sebab bagaimanapun, kepala daerah atau para pejabat negara sesuai tuntutan konstitusi (UU) merupakan pelayan masyarakat. "Sesuai Nawacita dan Trisakti Presiden Jokowi, sebelum masyarakat, kita yang lebih dulu dituntut untuk merobah pola pikir, sikap budaya kerja, melalui Revolusi Mental. Ini harus kita aplikasikan bersama, untuk memajukan masyarakat dan daerah," tutur Ferizal. (rls)
Baca juga: Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Wakanda Taram; Potret Objek Wisata Berbasis CBT di Sumatera Barat, Beromset Rp2 Miliar per Tahun
- Supardi; Nagari Maek Potensi jadi Destinasi Wisata Minat Khusus
- Festival Maek Hadirkan Peneliti Asing, Supardi: Kabut Peradaban Megalitik Maek harus Disibak
- Bukit dengan Tebing Berlubang, Hanya Ada Dua di Dunia, Nagari Maek dan Tianmen
- Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya