80 Orang Kader Ansor Dibai'at

Sabtu, 02 Mei 2015, 19:16 WIB | Wisata | Provinsi Sumatera Barat
80 Orang Kader Ansor Dibai'at
Instruktur dari PP GP Ansor Khoirul Anwar, Wakil Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Ruchman Basori dan Ketua PW GP Sumbar Ansor Rusli Intan Sati saat pembukaan, Jumat (1/5/2015). (istimewa)

VALORAnews - Kader Gerakan Pemuda Ansor, harus siap menghadapi tantangan dari pihak-pihak yang ingin merongrong keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Banyaknya gerakan yang muncul belakangan ini, yang ingin mengubah dasar negara Pancasila, termasuk mendirikan negara yang berlabel syari'ah.

Wakil Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Ruchman Basori mengungkapkan hal itu, pada pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) Ansor, Jumat (1/5/2015) di BLTP Padang. PKD berlangsung hingga Minggu (3/5/2015), diikuti 80 peserta utusan dari berbagai PC GP Ansor di Sumatera Barat.

Menurut Ruchman Basori, kader Ansor sebagai bagian dari kader Nahdlatul Ulama jauh-jauh hari sebelum kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan pada 1945, sudah ikut berjuang mewujudkan menetapkan bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan. Bukan negara Islam, negara Syariat Islam.

Yang penting bagaimana negara itu memberikan kebebasan bagi umat Islam untuk menjalankan kewajibannya sebagai umat beragama Islam. Nilai-nilai kebangsaan menjadi spirit dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa.

Baca juga: Kejari Pasbar Gelar Rakor Lintas Sektoral Bahas Rencana Pembaitan Imam Mahdi oleh 7 WNA di Lingkuang Aua Timur

"Pada Muktamar NU ke-11 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan 1936, NU sudah bermaksud mendirikan negara berdasarkan prinsip kebangsaan, bukan berdasarkan syariat Islam. Tapi NU sendiri terus gigih melawan Belanda yang dianggap sebagai pemerintahan ghoosob (tidak sah)," kata Ruchman Basori, kandidat Doktor Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta ini.

Dikatakan, saat ini makin gencar serangan terhadap amalan dan tradisi NU yang diserang pihak tertentu. Mereka gencar membid'ahkan tradisi ziarah, yasinan, tahlilan, salawatan dan sebagainya. Bahkan gerakan ini cenderung mengimpor tradisi (sikap) dari luar Indonesia yang diklaim lebih Islami.

Sedangkan bagi kader Ansor, bagaimana terus mengawal tradisi-tradisi yang tumbuh di masyarakat yang selama ini mampu menjadi perekat kehidupan beragama dan bermasyarakat. "Kekuatan tradisi yang menjadi kekuatan masyarakat itu, inilah yang selalu diserang agar masyarakat menjadi rapuh dan mudah dimasuki oleh pihak asing yang tidak ingin umat Islam di Indonesia kuat," kata Basori.

Basori juga menyebutkan, serangan terhadap tradisi NU di masyarakat melalui media informasi, baik media cetak, media elektronik, maupun media sosial makin gencar. "Ternyata media tersebut banyak langsung dijadikan rujukan bagi umat yang ingin menambah pengetahuan agama. Seolah-olah apa yang disampaikan media tersebut, dialah yang benar, yang lain salah," kata Basori.

Baca juga: PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial

Selain Basori, tampil sebagai instruktur dari PP GP Ansor, Khoirul Anwar dan Rahmat Hidayat Pulungan, Ketua PW GP Ansor Sumbar, Rusli Intan Sati dan Bendahara Ansor Sumbar Armaidi Tanjung.

Halaman:
IKLAN NOMOR URUT PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMBAR PEMILIHAN 2024

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan:
IKLAN CALON WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA PADANG PEMILIHAN SERENTAK 2024
IKLAN TOLAK POLITIK UANG PEMILIHAN SERENTAK 2024 KPU SUMBAR
IKLAN SOSIALISASI NOMOR URUT CALON BUPATI-WAKIL BUPATI KEPULAUAN MENTAWAI