Gempa 7,8 SR Tak Tepat Dinamai Gempa Mentawai: Sumatera Bergeser 2 Centimeter Akibat Lindu di Malam Rabu
VALORAnews -- Dosen ITB yang juga alumnus di Jurusan Earth Science di University of Nagoya, Irwan Meilano mengoreksi penamaan gempa bermagnitudo 7,8 SR pada Rabu (2/3/2016). Gempa yang terjadi sekitar pukul 19:49 WIB itu, memang telah menimbulkan kepanikan bagi warga di daerah pesisir pantai barat Sumatera, karena munculnya peringatan dini tsunami dari BMKG.
"Secara kaidah toponimi, penamaan ini salah. Lebih tepat apabila dinamakan gempa Samudra Hindia," kata Irwan dalam status facebooknya, Kamis (3/3/2016).
Alasan yang dikemukan pakar mitigasi bencana ini terkait dengan jarak pusat gempa dari Mentawai, lebih dari 600 km dan lebih dari 800 km dari Kota Padang. (Baca: Gempa 7,8 SR, Irwan: Pantai Barat Mentawai Belum Terlihat Tsunami)
"Sehingga hanya akan menimbulkan kekhawatiran psikologis bagi warga Mentawai dan Padang, apabila gempa ini dinamakan gempa Mentawai," terang pria dengan spesifikasi keilmuan di bidang Pengamatan dan Pemodelan Sumber dari Bencana khususnya Gunung Api dan Gempa Bumi (deformasi data geodetic). (Baca: Gempa Sepikan Restoran di Sepanjang Pantai Padang)
Baca juga: Begini Kondisi 7 Daerah di Sumbar yang Ikut Rasakan Gempa 7.3 SR Nias Selatan
Menurut Irwan Meilano, gempa semalam memiliki potensi yang kecil untuk memicu tsunami. Walaupun terjadi di laut, dengan magnitudo di atas 6,5 SR serta kedalaman yang dangkal, tetapi mekanisme gempa ini adalah sesar geser mendatar. Sehingga, potensinya sangat kecil untuk bisa menghasilkan tsunami yang tinggi.
"Gempa ini bukan gempa megathrust atau gempa pada bidang kontak antar lempeng. Tetapi gempa yang terjadi di dalam lempeng Samudra," urai Irwan Meilano.
Gempa sesar geser di tengah lempeng samudra ini bisa terjadi di tengah samudra, apabila terdapat perbedaan kecepatan pergeseran mendatar di dalam lempeng. Kejadian ini terbukti pada saat gempa 11 April 2012 di Samudra Hindia.
Daerah dekat dengan Ninety East Ridge memiliki pergeseran horizontal yang bervariasi (differential motion). Sehingga, memungkinkan adanya akumulasi energi, yang dilepaskan sebagai gempa sesar geser mengiri (sinistral).
Baca juga: Danrem 032/Wbr Tinjau Kondisi Mentawai Pascagempa
"Gempa semalam menyebabkan terjadinya pergeseran di Sumatra sekitar 2 cm. Ini didapat berdasarkan perhitungan model dislokasi elastis oleh Endra Gunawan (seperti gambar-red)," terangnya. (kyo)
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- DPR RI: Iven Pariwisata jadi Pemicu Pertumbuhan Ekonomi Sumbar di Lajur Positif Semester I 2023
- Digugat ke PN Jakarta Selatan, BANI Yakin Putusan Majelis Arbiter Kuat
- Kembangkan Potensi Wisata Pulau Bangka, Ini Saran Selebriti Rafi Ahmad
- Ini Nama dan Lokasi 32 Bandara Internasional di Indonesia, Sebagian akan Dipangkas Menteri BUMN
- Masuk Monas Mesti Pakai JakCard, Ini Harga dan Tarif Masuk Januari 2023
Mahmud Marhaba Lantik Pengurus Provinsi dan Daerah PJS se-Gorontalo
Nasional - 12 November 2024
Fadli Zon Raih 2 Rekor MURI, Ini Alasan Jaya Suprana
Nasional - 03 November 2024