Kerusakan Hutan Mangrove Lubuk Kertang Paling Parah, Hassanudin Pimpin Penanaman 10 Ribu Bibit

Jumat, 13 Oktober 2023, 11:01 WIB | Wisata | Provinsi Sumatra Utara
Kerusakan Hutan Mangrove Lubuk Kertang Paling Parah, Hassanudin Pimpin Penanaman 10 Ribu...
Pj Gubernur Sumut, Hassanudin berikan arahan pada aksi menanam bibit mangrove di kawasan wisata mangrove Lubuk Kertang, Kabupaten Langkat, Kamis. (humas)

LANGKAT (12/10/2023) - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sumut, tanam 10 ribu bibit mangrove di kawasan wisata mangrove Lubuk Kertang, Kabupaten Langkat.

Ini merupakan salah satu upaya Pemprov Sumut untuk memulihkan kawasan hutan mangrove di Desa Lubuk Kertang, yang mengalami kerusakan cukup serius. Kerusakan disebabkan penebangan liar. Dari beberapa lokasi, hutan mangrove Lubuk Kertang yang kerusakannya paling berat.

"Perlu kita edukasi masyarakat, betapa pentingnya mangrove dan harus kita cari solusi agar masyarakat memiliki penghasilan lain, sehingga mereka tidak menebang untuk dijual," kata Pj Gubernur Sumut, Hassanudin usai menanam bibit mangrove di kawasan itu, Kamis.

Penanaman ini, juga dihadiri Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting, Plt Bupati Langkat, Syah Afandin dan Forkopimda lainnya. Turut serta pada pemeliharaan dan pemulihan kawasan Mangrove ini, Pj Ketua TP PKK Sumut, Dessy Hassanudin serta OPD terkait lainnya.

Hadir juga komunitas pencinta lingkungan, tokoh masyarakat serta anak-anak muda Lubuk Kertang.

Menurut Hassanudin, ini merupakan salah satu langkah untuk memulihkan hutan mangrove, dan tidak bisa dilakukan dengan jalan pintas. Perlu penyelesaian masalah sosial dan ekonomi, sehingga masyarakat setempat ikut melestarikan mangrove.

"Ini bukan short cut, ini cuma salah satu langkah karena mangrove butuh waktu lama untuk besar, padahal kita sangat butuh mangrove, melindungi dari intrusi air laut, tempat kembang biak ikan dan sekarang perdagangan karbon dan kita punya hutan mangrove terluas ketiga di Indonesia," kata Hassanudin.

Kerjasama dengan BRMG

Kepala Dinas LHK Sumut, Yuliani Siregar mengatakan, kerusakan hutan mangrove Lubuk Kertang karena pemangkasan habis mangrove di kawasan ini.

Padahal, menurut Yuliani, Lubuk Kertang dengan luas hutan mangrove sekitar 500 Ha salah satu primadona objek wisata di Langkat.

"Sebelum Covid ini menjadi tempat wisata yang diminati, tetapi saat Covid menurun drastis dan penghasilan sebagian masyarakat juga terganggu," ungkapnya.

Halaman:

Penulis: Arif Budiman Effendi
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:

Bagikan: