Kebutuhan Dunia Terus Meningkat, Indonesia Berhasil Produksi Produk Turunan dari Logam Timah
"Menurut saya, sampai hari ini belum ada (pengganti logam timah), karena kita tidak bisa menyolder alat elektronik dengan baja atau nickel, harus ada unsur timahnya," kata Ismiryadi di Jakarta secara terpisah.
Selain untuk elektronik, banyak kebutuhan sehari-hari yang bergantung pada timah, seperti peralatan rumah tangga, perhiasan, kaca, kimia, dan pipa bebas timbal yang dirancang khusus untuk sistem pipa air minum karena lebih sehat.
"Penggunaan kandungan timah ini bukan hanya elektronik saja, bukan hanya teknologi saja, unsur makanan juga banyak, seperti pembungkus makanan, kaleng makanan itu semua ada pelapis timahnya, tidak bisa gunakan itu dari nikel," katanya.
Indonesia Produsen Terbesar Kedua
Indonesia adalah produsen timah terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Indonesia memiliki cadangan timah yang signifikan dan memiliki peran penting dalam pasar global timah.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufik Bawazier mengatakan, sudah ada perusahaan hilir timah yang menghasilkan produk turunan dari logam timah di Kota Cilegon.
"Kalau logam timah dilarikan ke chemical, karena banyak dipakai untuk katalis, itu yang kita dorong. Sudah ada timah chemical di Cilegon itu, sekitar 10.000 ton," kata Taufik, Kamis (8/6/2023).
PT Timah Industri yang beroperasi di Kota Cilegon, Provinsi Banten, pada tahun 2010 mulai memproduksi tin chemical dan tin solder di tahun 2015.
Timah Industri telah melakukan hilirisasi logam timah dengan membuat produk tin chemical dan tin solder untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor ke Amerika, India, Tiongkok, Taiwan, Singapura dan Uni Emirat Arab.
Timah Industri memiliki 3 pabrik kimia dan 1 pabrik tin solder, yaitu Stannic Chloride (SnCl4) berkapasitas 3.000 ton dengan merek BANKASTANNIC, Dimethyltin Dichloride (DMT) berkapasitas 8.000 ton dengan merek BANKASTAB DMT Series.
Kemudian, Methyltin Stabilizer (MTS) berkapasitas 10.000 ton dengan merek BANKASTAB MT Series, dan tin solder berkapasitas 2.000 ton dengan merek BANKAESA.
Penulis: Al Imran
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:
Berita Terkait
- Kembalikan Design Logo Halal ke Versi MUI, Ini Alasan Rofik Hananto
- Akcon Gandeng Skylink, Siap Hadirkan Internet hingga Daerah Terpencil
- OJK Telah Blokir 1.459 Investasi Ilegal, 9.180 Pinjol Ilegal dan 251 Gadai Ilegal per Agustus 2024
- Jumlah Kelas Menengah Turun Drastis, Rusmin: Bom Waktu bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- OJK Layangkan Sanksi Administratif untuk 10 Perusahaan Pembiayaan, 10 Perusahaan Modal Ventura dan 13 P2P Lending
Mahmud Marhaba Lantik Pengurus Provinsi dan Daerah PJS se-Gorontalo
Nasional - 12 November 2024
Fadli Zon Raih 2 Rekor MURI, Ini Alasan Jaya Suprana
Nasional - 03 November 2024