Kisah Insipiratif 21 Penulis dari Beragam Profesi: Coach Dedi Vitra Johor Bagikan Kisah Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku
VALORAnews - Setiap orang bisa dipastikan memiliki pengalaman traumatik. Keterbatasan kemampuan dalam melihat sisi positif dari pengalaman traumatik itu, membuat pengalaman buruk tersebut terus menghantui perjalanan hidup mereka.
Namun, menuangkan pengalaman traumatik kedalam sebuah tulisan, agar bisa jadi inspirasi banyak orang, jadi tantangan yang cukup berat untuk ditaklukan. Namun, tekad berbagi pengalaman hidup agar jadi motivasi untuk bangkit kembali, membuat aneka tantangan dan rintangan ini berhasil dilewati dengan gemilang.
"Alhamdulillah, buku ini tuntas dikerjakan sesuai tenggat waktu, 3 bulan. Bertepatan dengan Hari Pahlawan, 10 November 2020 lalu, buku berjudul; 'Knock Out, 21 Kisah Inspiratif meng-KO Balik Kehidupan yang Keras,' resmi diluncurkan secara virtual," ungkap salah seorang penulis buku setebal xiv + 293 halaman, Dedi Vitra Johor pada sejumlah wartawan di Padang, Kamis (7/1/2021).
Dedi kemudian mengisahkan pengalaman traumatiknya saat menempuh pendidikan di tingkat SMP di tepian Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Persiapan matang yang dilakukannya untuk mengikuti lomba pembacaan UUD 1945, berakhir dengan pengalaman traumatik yang membekas sangat dalam.
Baca juga: Dedy: Ciptakan Juara Lokal UMKM untuk Mewujudkan 100 Ribu Enterpreneur
Hanya gara-gara menepis ajakan ibunda untuk sarapan lebih dulu sebelum berangkat ke lokasi lomba, Dedi yang karib disapa Jojo di masa kanak-kanaknya itu, akhirnya harus membayar mahal. Tubuhnya tiba-tiba menggigil, begitu pembukaan UUD 1945 hampir tuntas dibaca. Suara lantangnya tiba-tiba tercekat, seiring tubuhnya yang tampak menggigil hingga membuat panggung yang terbuat dari kayu itu ikut berderik.
Padahal, dengan suara cadelnya, karena tak bisa melafazkan huruf 'r' dengan sempurna, Dedi di awal gilirannya membaca pembukaan UUD 1945, sempat membuat decak kagum lebih dari 600 orang penonton yang hadir di perlombaan itu.
"Jerih payah saya dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba, berakhir dengan julukan Gempa Man. Bully-an ini sangat membekas di hati saya yang paling dalam dalam rentang waktu cukup lama," ungkap Dedi yang didampingi direktur marketing perusahaan miliknya, PT ASB Indonesia, Greatia Martha.
Walaupun terpuruk karena mengabaikan permintaan sang ibunda, Dedi kembali bangkit juga berkat dorongan wanita yang telah melahirkannya itu. "Masa lalu itu tak akan bisa diubah lagi. Dia telah jadi bagian sejarah dalam perjalanan hidup. Fokus lah terhadap masa depan. Jadikan kejadian di masa lalu sebagai pengalaman menapak tantangan dan peluang yang ada di depan," ungkap Dedi mengulang pesan sang ibunda pada dirinya.
"Sejak saat itu, saya tak lagi fokus melihat 'kaca spion.' Tak ada gunanya meratapi kejadian masa lalu. Saya kemudian fokus berteman dengan pribadi-pribadi yang bisa saling menghargai kelebihan dan kekurangan kita, demi mengembalikan kepercayaan diri yang terpuruk sangat dalam," tambah Dedi.
Ternyata, ungkap Dedi, keputusannya untuk berada bersama orang-orang dengan vibrasi (getaran gelombang) yang sama, jadi pilihan yang mengubah jalan hidupnya. Kepercayaan dirinya pulih. Dedi tak lagi jadi pria yang lebih banyak menundukan wajah, jika bertemu orang banyak.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro