Kisah Insipiratif 21 Penulis dari Beragam Profesi: Coach Dedi Vitra Johor Bagikan Kisah Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku
"Bagaimana cara mengubah cara pandang (mind set), selalu saya tularkan pada peserta yang mengikuti kelas seminar atau motivasi bisnis yang saya selenggarakan," ungkap Dedi.
"Lebih dari 60 iven business coaching saya yang telah terjadwal sepanjang 2020 lalu, akhirnya batal diselenggarakan karena adanya pembatasan pertemuan yang melibatkan banyak orang dibatasi pemerintah mengantisipasi Pandemi Covid19. Walau gagal dalam pertemuan tatap muka, ternyata pertemuan secara daring jadi trend. Satu per satu, iven yang telah terjadwal tersebut kembali terlaksana," ungkapnya.
Pengalaman seperti Dedi ini, juga ditulis dengan dimensi yang berbeda oleh penulis lainnya. Di antara judul yang cukup memantik hasrat untuk dibaca di antarnya, 'Ubah Kebiasaan sebelum jadi Penyesalan' di halaman 43, 'Tiada Badai yang tak Pernah Usai' (halaman 3), 'Resep Bisnis Bertahan Meski Diterpa Hujan' (halaman 17), 'Pelajaran Berarti dan Melawan Gengsi' (halaman 133).
Kemudian, judul lainnya yakni 'Memaksimalkan Ikhtiar, Memanjangkan Tawakal' (halaman 211), 'Manuasi yang Lupas Bersyukur' (halaman 251) serta 'Seringkali Hidayah Tuhan itu Datang Lewat Jalan yang tak Pernah Kita Duga' (halaman 281) yang ditulis Bossman Mardigu, sosok yang jadi sentrifugal pertemuan para penulis buku ini.
Pengalamaan Pribadi
Buku yang ditulis berdasarkan pengalaman pribadi 21 orang penulisnya ini, terdiri dari 3 Bab. Tulisan Dedi Vitra Johor bersama enam orang rekannya yang lain, berada di Bab 1, yang tulisannya dikelompokan dengan judul Cara Pandang (Mindset).
Bab 2 yang juga ditulis berdasarkan pengalaman 7 orang penulis ini, terkonsentrasi pada pembicaraan tentang Tindakan (Action). Sedangkan Bab 3 yang lebih mengulas tentang Kekuatan Doa (pray), juga ditulis 7 orang.
Ke-21 orang penulis tersebut, berasal dari beragam latar belakang. Mulai dari ibu rumah tangga, motivator bisnis, ustad hingga kaum profesional lainnya. Mereka yakni Mardigu WP, Ira Pohan, Ihsan, Dedi Johor, Ust Ali, dr Farhan, Haersyah, Sarju, Satrio, Irfan, Destaza, Zaki, Riyadin, Habibah, Handiyoko, Iwan, Ilham, Nensi, Prapto, Zhakiyah, dan Darwan.
Dikatakan Dedi, buku ini digagas untuk bisa dituntaskan dalam tempo 5 hari. Momentum peluncurannya juga telah ditetapkan sejak pertama kali digagas, yaitu Hari Pahlawan, 20 November 2020. Dari sekitar 60 orang yang bersepakat untuk berkontribusi untuk mengirimkan pengalaman pribadi, akhirnya bersisa 21 orang.
Angka penulis sebanyak 21 ini kemudian dipertahankan. Dalam perjalanannya, 21 orang penulis ini juga mengalami bongkar pasang. Gonta-ganti penulis dilakukan secara tegas. Begitu tak bersedia mematuhi komitmen yang telah digagas sejak semula, langsung dicdarikan gantinya.
"Ternyata, kami yang jadi penulis buku ini, memang harus mengalami proses meng-KO balik. Kami langsung mendapatkan ujian sesuai dengan judul buku yang telah digagas. Jika kami tak tegas meng-KO balik hambatan, tentu saja buku ini tak akan pernah terwujud. Di sinilah pentingnya mematrikan mind set itu," ungkap Dedi.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro