Kimia Farma Sediakan Layanan Rapid Antigen dan Antibodi di Terminal BIM Sambut Nataru
VALORAnews - PT Angkasa Pura (PT AP) II Cabang Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menyediakan layanan rapid test antigen dan antibodi sejak 18 Desember 2020, menyambut libur natal dan tahun baru (Nataru). Layanan ini untuk memfasilitasi calon penumpang yang akan berangkat keenam daerah di Indonesia yang mewajibkan menyertakan surat hasil rapid test antigen untuk keluar-masuk.
"Penyedia jasa medis untuk Covid19 di BIM adalah Kimia Farma. Layanan yang disediakan yaitu Rapid antibodi dan Rapid Antigen. Sedangan untuk PCR test, gratis oleh Pemprov Sumbar," ungkap Humas PT APII Cabang BIM, Fendrick Sondra, Rabu (23/12/2020).
Rapid test antibodi adalah tes untuk mendeteksi adanya antibodi dalam darah orang yang diyakini telah terinfeksi Covid19. Dirangkum dari laman WHO, antibodi diproduksi dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah seseorang terinfeksi virus.
Tes deteksi antibodi ini juga dapat bereaksi dengan jenis virus corona lainnya selain penyebab Covid19 sehingga ada peluang memberikan hasil positif palsu. Sehingga, hasilnya kurang akurat dibandingan rapid test antigen.
Cara kerja rapid test antibodi dengan mengambil darah untuk sampel pemeriksaan. Lama waktu yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya antibodi dalam tubuh adalah 5 hingga 10 menit.
Sementara, dirangkum dari laman FDA, rapid test antigen adalah tes untuk mengidentifikasi orang yang terinfeksi virus corona dengan mendeteksi adanya materi genetik atau protein spesifik dari virus tersebut dalam tubuh seseorang.
Sampel yang diambil adalah lendir dari dalam hidung maupun tenggorokan dengan metode usap (swab). Sehingga, rapid test antigen terkadang disebut juga dengan swab antigen. Tes ini bisa dikatakan lebih akurat dan spesifik dibandingan rapid test antibodi karena mengidentifikasi virus dalam sekresi hidung dan tenggorokan. Hasil tes ini bisa didapatkan hanya dalam waktu hitungan menit saja biasanya sekitar 15 hingga 30 menit.
Tingkat keakuratan hasil rapid test antigen jika seseorang dinyatakan positif terinfeksi virus corona biasanya tinggi. Meski demikian, tetap ada kemungkinan hasil tes positif palsu.
PCR test atau Polymerase Chain Reaction adalah mekanisme untuk membaca kode genetik pada sampel untuk mengetahui keberadaan Covid19. Tes PCR ini merujuk pada Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).
Terkait mekanismenya, tes PCR ini menggunakan sampel RNA Covid19 yang disalin di balik untuk membentuk pasangan DNA. Salinan itu akan diperbanyak sehingga terbentuk banyak rantai DNA, yang biasanya perlu waktu 6 jam hingga dua hari.
Meski begitu, tes PCR ini memang memberikan hasil paling akurat meski memerlukan waktu yang lebih lama. Selain itu, tes PCR hanya bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memang sudah terlatih. Ini karena tes menggunakan teknologi dan berbagai reagen.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro