Adaptasi Kebiasaan Baru dan PEN Dorong Kontraksi Ekonomi Sumatera Barat di Triwulan III

Rabu, 23 Desember 2020, 07:08 WIB | Wisata | Provinsi Sumatera Barat
Adaptasi Kebiasaan Baru dan PEN Dorong Kontraksi Ekonomi Sumatera Barat di Triwulan III
Infografis.
VISI MISI CALON GUBERNUR SUMBAR PILKADA SERENTAK 2024

Perlambatan sisi permintaan terutama terjadi pada konsumsi rumah tangga dan investasi, serta kontraksi net ekspor. Perlambatan konsumsi di pengaruhi oleh menurunnya pendapatan masyarakat. Berdasarkan lapangan usaha, permintaan domestik yang melemah mengakibatkan perlambatan sektor usaha secara keseluruhan terutama LU perdagangan, LU transportasi serta LU industri pengolahan.

"Aktivitas MICE dan kunjungan wisatawan nusantara serta wisatawan mancanegara juga menurun pada tahun 2020 sehingga mengakibatkan penurunan kinerja LU perdagangan dan transportasi," urai dia.

Realisasi pendapatan dan belanja Provinsi Sumatera Barat hingga triwulan III 2020 tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2019, disebabkan adanya realokasi untuk penanganan dampak Covid19. Realisasi pendapatan pada triwulan III 2020, terutama didorong oleh meningkatnya realisasi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan.

Baca juga: Bapenda Agam Pasang Tapping Box di Lokasi Wajib Pajak

Realisasi pendapatan secara persentase pada triwulan III 2020 mencapai 82,67% atau senilai Rp5,24 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III 2019 yang sebesar 66,03%. Realisasi belanja secara persentase pada triwulan III 2020 mencapai 69,42% atau senilai Rp4,63 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III 2019 yang sebesar 48,42%.

Inflasi triwulan III 2020 terjaga pada level yang rendah dan stabil di tengah tingginya curah hujan dan Pandemi COVID-19. Pada triwulan III 2020, laju inflasi Sumatera Barat tercatat sebesar 0,16% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan II 2020 yang sebesar 0,18% (yoy).

Laju inflasi pada triwulan III terutama didorong oleh inflasi kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,46% (yoy). Inflasi pada kelompok ini terutama disebabkan oleh peningkatan harga komoditas emas perhiasan yang dipengaruhi oleh fluktuasi harga emas global di tengah Pandemi Covid19.

Di sisi lain, laju inflasi triwulan III 2020 tertahan lebih lanjut oleh deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang sebesar -0,27% (yoy). Deflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau pada triwulan III 2020 disebabkan oleh penurunan harga komoditas telur ayam ras dan cabai rawit.

Laju inflasi triwulan IV 2020 diprakirakan akan meningkat dibanding realisasi triwulan III 2020 yang sebesar 0,16% (yoy) namun lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV 2019 yang sebesar 1,67% (yoy).

Peningkatan laju inflasi pada triwulan IV 2020 diprakirakan disebabkan oleh meningkatnya permintaan seiring dengan membaiknya daya beli masyarakat serta peningkatan permintaan pada HBKN dan Tahun Baru 2021 yang diprakirakan dapat mendorong kenaikan harga pangan secara umum.

Untuk keseluruhan tahun 2020, tekanan inflasi Sumatera Barat diprakirakan melambat bila dibandingkan dengan tekanan inflasi pada tahun 2019. Permintaan yang rendah pada keseluruhan tahun 2020 akibat pandemi COVID-19 diprakirakan akan mendorong perlambatan inflasi tahun 2020.

Halaman:
TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PILKADA SERENTAK 2024

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: