Kolektor 5 Ribu Buku yang Kini Diunggulkan Rakyat jadi Gubernur Sumbar
Mahyeldi rajin dan gemar membaca buku, terutama buku-buku Islam. Saat gurunya memberi esai tentang tokoh idola, ia langsung menulis kisah Nabi Muhammad shalallaahu alaihi wassalaam. Ia juga menjadi kolektor buku. Sampai saat ini, ia mengaku sudah mengoleksi lebih dari lima ribu buku.
Sepulang sekolah, berbeda dengan teman-temannya yang memilih bermain, ia menjajakan kue buatan ibunya berkeliling kampung. Kuenya sering terjual habis. Dari hasil jerih payahnya itulah, ia menabung sedikit demi sedikit di celengan kaleng yang ia buat sendiri.
Mahyeldi rutin menghadiri kegiatan pembinaan keislaman di lingkungan tempat tinggalnya ketika SMP. Bahkan, ia terpilih sebagai ketua penyelenggaraan hari besar Islam, baik di sekolah maupun tempat tinggalnya.
Mahyeldi juga membentuk kelompok diskusi-diskusi agama yang ia adakan di masjid tempat tinggalnya. Saat ia tengah semangat dalam menjalani kehidupannya itu, ia harus berpisah dengan teman-temannya. Ia dibawa kembali orang tuanya yang memutuskan untuk kembali ke kampung halaman.
Baca juga: Mahyeldi Jalani Cuti Kampanye Pilkada, Fasilitas Dinas Diserahkan ke Plt Gubernur
Mengawali sekolah di SMA Negeri 1 Bukittinggi, ia cepat membaur dengan teman-temannya. Ia terpilih menjadi ketua kelas. Ia juga aktif dalam kegiatan keagamaan di sekolahnya ini. Ia telah mengenal aktivis dakwah Islam seperti Hidayat Nur Wahid dan Irwan Prayitno.
Ia juga meraih banyak prestasi seperti juara satu menulis di sekolahnya. Guru sekolahnya mencium bakat menulis pada dirinya, sehingga ia ditugaskan untuk membuat majalah sekolah.
Meski sudah duduk di kelas dua SMA, ia masih berjualan koran di pagi hari dan menjual kue di sore hari. Malam hari, ia memperdalam ilmu agama dengan menjadi tukang bawa tas pak ustadz. Sebelum ustadz berceramah, ia diminta untuk memberi mukadimah.
Di sisi ekonomi, Mahyeldi mencoba usaha baru yakni beternak kerbau. Dari usaha ternak kerbau inilah Mahyeldi bisa meneruskan pendidikannya. Setamat SMA, ia diterima di Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Di sini, jiwa kepemimpinannya semakin berkembang.
Selama kuliah di Universitas Andalas, ia terus ikut menggerakkan kegiatan dakwah kampus. Juga menjadi guru mengaji sekaligus juga menjadi mentor pendalaman ilmu agama bagi adik kelasnya di Fakultas Pertanian Unand.
Kini sang loper koran maju Pilgub Sumbar bersama pasangannya Audy Joinaldy. Tempaan hidup dan pengalamannya dalam memimpin Kota Padang yang dinilai banyak orang, sukses menempatkan dirinya menjadi idola dan diunggulkan dalam Pilgub Sumbar pada 9 Desember mendatang.
Sebuah penilaian objektif dan rasional oleh rakyat Sumbar dalam mencari pemimpin lima tahun ke depan. (kyo)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro