Petani Jeruk Gunuangomeh Berkeluh Kesah dengan Mahyeldi
Mahyeldi mengakui bahwa rasa jeruk Gunungomeh begitu manis. Manisnya sampai ke lidah siapa saja. Apalagi di tengah pandemi Covid19 ini, jeruk dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Makanya, Mahyeldi menyakini harga jeruk ke depannya akan lebih terangkat lagi.
Mahyeldi juga mengimbau petani setempat tetap menjaga kekayaaan alam berupa Gunungomeh ini. Generasi muda, juga diimbau untuk ikut bertanam Jeruk Gunungomeh ini.
Dikesempatan itu, Mahyeldi mendorong petani setempat juga lebih mengembangkan peternakan, salah satunya ternak sapi. Untuk pakan ternak, bisa dibuat melalui fermentasi.
Baca juga: Mahyeldi Jalani Cuti Kampanye Pilkada, Fasilitas Dinas Diserahkan ke Plt Gubernur
"Usaha peternakan sapi ini sangat menguntungkan bila dikelola dengan baik. Daging bisa dihargai Rp100 ribu. Dengan tidak langsung, pendapatan petani pun bisa meningkat," ujar dia. Terlebih, bila biaya produksi ditekan.
Di Padang, kalau ada yang punya sapi betina lahir anaknya dan sehat, menurut Mahyeldi, pihaknya memberi insentif. Hal ini dilakukan agar peternak bisa lebih bersemangat menjalankan usahanya. "Makanya, kita dorong bagaimana masyarakat memelihara sapi betina dan menghasilkan anak," kata dia.
Lulusan Fakultas Pertanian Unand ini menyakini, prospek sektor pertanian dan peternakan masih terbuka lebar. Terlebih, sektor ini menjadi penyumbang terbesar terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) Sumbar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sektor pertanian berkontribusi sebesar 15,46 persen pada struktur pertumbuhan PDB triwulan II tahun 2020. Meningkat dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 13,57 persen.
"Di masa pandemi ini kebutuhan pangan masyarakat semakin meningkat dan ekonomi sulit. Secara internasional masalah pangan ini salah satu program strategis. Dengan kita konsens terhadap pertanian, kita bisa menjawab kebutuhan masyarakat dan kebutuhan secara internasional," ujar Mahyeldi.
Untuk mendorong tumbuh kembangnya sektor pertanian ini, Mahyeldi menekankan perlunya dilakukan pembenahan irigasi, cetak sawah baru dan mendirikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Melalui BUMD harga komoditi pertanian terjamin. (kyo)
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Wakanda Taram; Potret Objek Wisata Berbasis CBT di Sumatera Barat, Beromset Rp2 Miliar per Tahun
- Supardi; Nagari Maek Potensi jadi Destinasi Wisata Minat Khusus
- Festival Maek Hadirkan Peneliti Asing, Supardi: Kabut Peradaban Megalitik Maek harus Disibak
- Bukit dengan Tebing Berlubang, Hanya Ada Dua di Dunia, Nagari Maek dan Tianmen
- Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya