Program Pengurangan Resiko Bencana Belum Ramah Kaum Disabilitas
VALORAnews - Ketua Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin-Sumatera Barat), Fery Naldi menilai, program-program BPBD maupun Forum-PRB, masih belum singkron dengan program-program organisasi penyandang disabilitas, terutama untuk peningkatan kapasitas.
"Kami berharap, agar PRB yang inklusif bisa diterapkan terutama di kabupaten dan kota. Meskipun sudah ada yang menerapkan, namun persentasenya sangat kecil,' ungkap Fery dalam webinar yang dilaksanakan Forum Pengurangan Resiko Bencana (F-PRB Sumbar), Ahad (4/10/2020) malam.
Webinar ini dilaksanakan dalam rangka peringatan Bulan PRB yang rutin diselenggarakan dalam periode Oktober setiap tahunnya. Agenda ini tercatat masuk dalam kalender Bulan PRB yang diinisiasi oleh BNPB Pusat.
Pembicara yang hadir dalam webinar ini antara lain Irwan Slamet (Kepala Stasiun Geofisika Padangpanjang), Rumainur (Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumatera Barat) dan Khalid Saifullah (Koordinator F-PRB Sumatera Barat).
Baca juga: Jemari Sakato Gelar Respon Tanggap Darurat Bencana Banjir Longsor Pesisir Selatan
Ketiga narasumber menyampaikan materi yang berkaitan dengan kesiapasiagaan Sumatera Barat menghadapi ancaman bencana yang mengancam provinsi urang awak ini. Ketiga narasumber sepakat, bahwa Sumatera Barat dengan 11 ancaman bencana, yang paling besar itu adalah adanya potensi megathrust Mentawai yang diperkirakan bisa mencapai 9,0 SR lebih.
Fery Naldi yang hadir sebagai salah satu penanggap makalah dalam kegiatan tersebut menyebutkan, di Sumatera Barat saat ini terdapat sekitar 10%-12% penduduk penyandang disabilitas yang tinggal di kawasan rawan bencana.
"Program- program PRB yang inklusif, harus jadi perhatian semua pihak agar akses dan hal-hal yang mampu melindungi kaum disabiltas bisa terpenuhi," ujar Fery dalam diskusi online yang dihadiri oleh stakeholder PRB mulai dari BNPB, BPBD propinsi, BPBD kabupaten/kota se-Sumatera Barat, kalangan NGO dan masyarakat sipil, F-PRB kabupaten Kota termasuk pegiat PRB dari berbagai daerah Indonesia.
Sementara, Koordinartor F-PRB Sumbar, Khalid Syaifullah mengatakan, kegiatan ini dalam rangka memperingati 11 tahun gempa 30 September 2009 dan 10 tahun Tsunami Mentawai 25 Oktober 2010. Dua peristiwa besar yang terjadi dalam rentang waktu yang tidak berjauhan tersebut , cukup jadi perhatian banyak pihak karena korban yang ditimbulkan cukup besar terutama korban jiwa.
Baca juga: Jemari Sakato Fasilitasi Lokakarya PRB, Nefri: Wujudkan Daerah Tangguh Bencana
Diskusi ini diharapkan bisa merefleksikan kesiapsiagaan Provinsi Sumbar, sekaligus menakar sudah sampai dimana Sumbar siap untuk menghadapi ancaman bencana ke depan.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro