Sumbar Alami Deflasi Tipis di Agustus 2019
VALORAnews - Sumatera Barat pada Agustus 2019 kembali mengalami deflasi setelah 5 bulan berturut-turut mengalami inflasi moderat sejak Maret 2019.
"Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum Sumatera Barat pada Agustus 2019 terpantau mengalami deflasi tipis sebesar -0,06% (mtm), turun dibandingkan realisasi Juli 2019 yang mengalami inflasi sebesar 0,84% (mtm)," ungkap Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Sumatera Barat, Wahyu Purnama A dalam keterangan persnya, Selasa (3/9/2019).
Dikatakan, laju deflasi Sumatera Barat pada Agustus 2019 tersebut tidak sedalam deflasi kawasan Sumatera yang sebesar -0,13% (mtm), namun lebih rendah dibandingkan nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,12% (mtm).
Besaran deflasi pada Agustus 2019 menjadikan Sumatera Barat sebagai provinsi dengan deflasi terendah dari 17 provinsi yang mengalami deflasi di Indonesia, deflasi tertinggi terjadi di provinsi Sulawesi Tenggara (-1,71% mtm), sedangkan inflasi tertinggi secara nasional terjadi di Gorontalo (0,71% mtm).
Baca juga: BI Sumbar Optimistis, Tingkat Inflasi 2023 Menurun
"Secara tahunan pergerakan harga sepanjang Agustus 2019 menunjukkan inflasi sebesar 4,22% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun 2018 yang sebesar 3,16% (yoy). Secara tahun berjalan, inflasi Sumatera Barat hingga Agustus 2019 mencapai 3,23% (ytd)," terangnya.
Deflasi pada Agustus 2019 terutama berasal dari kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, dan tembakau, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan. Laju IHK kelompok bahan makanan tercatat mengalami deflasi sebesar -0,10% (mtm), turun dibandingkan bulan Juli 2019 yang mengalami inflasi sebesar 2,59% (mtm).
Ditinjau dari komoditasnya, deflasi kelompok bahan makanan terutama berasal dari penurunan harga bawang merah dan daging ayam ras. Menurunnya harga bawang merah didorong oleh terjaganya pasokan dari dalam maupun luar Sumatera Barat seiring dengan mulai masuknya musim panen di daerah sentra produksi.
Sementara, harga daging ayam ras di pasar turut mengalami deflasi dipicu melimpahnya pasokan ayam ras potong (live bird) terutama di tingkat peternak. "Deflasi pada sejumlah komoditas bahan pangan strategis turut berimbas pada penurunan harga makanan jadi yakni dari 0,51% (mtm) pada Juli 2019 menjadi deflasi -0,01% (mtm) pada Agustus 2019," urai dia.
Baca juga: Curah Hujan Tinggi jadi Faktor Pemicu Inflasi Beras di Sumatera Barat
Dari kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan, deflasi terutama berasal dari penurunan tarif angkutan udara sejak bulan Juli 2019. Masih berlanjutnya deflasi tarif angkutan udara seiring dengan normalisasi permintaan serta imbas kebijakan Pemerintah untuk menurunkan harga hingga 50% dari Tarif Batas Atas terutama pada jadwal penerbangan tertentu.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro