Sumbar Alami Deflasi Pertama di 2019, Ini Analisis Pemicunya
VALORAnews - Sumatera Barat mengalami deflasi pertama pada tahun ini, periode Februari 2019. Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Februari 2019 tercatat mengalami deflasi sebesar 0,45% (mtm) atau turun dibandingkan realisasi Januari 2019 yang mencatat inflasi sebesar 0,17 % (mtm).
"Laju inflasi bulanan pada Februari 2019 tercatat lebih rendah dibandingkan historis rata-rata periode Februari 3 tahun terakhir (2016-2018) yang sebesar 0,15% (mtm)," ungkap Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah Sumbar, Endy Dwi Tjahjono dalam keterangan pers di Padang, Senin (4/3/2019).
Dikatakan, laju deflasi Sumatera Barat lebih dalam dibandingkan capaian deflasi di kawasan Sumatera yang sebesar 0,25% (mtm) dan deflasi nasional yang sebesar 0,08% (mtm). Besaran deflasi Februari 2019 menjadikan Sumatera Barat sebagai provinsi terendah ke-8 dari 29 provinsi yang mengalami deflasi di seluruh Indonesia. Deflasi tertinggi terjadi di Provinsi Gorontalo, deflasi 0,68% mtm.
Secara tahunan, urainya, pergerakan harga pada Februari 2019 menunjukkan inflasi sebesar 1,95% (yoy) atau menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 2,30% (yoy). Sedangkan secara tahun berjalan (Januari - Februari 2019), Sumatera Barat mengalami deflasi sebesar 0,28% (ytd) atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang masih mengalami deflasi sebesar 0,17% (ytd).
Baca juga: Dharmasraya Alami Deflasi Periode Oktober 2024
Deflasi bulanan Sumatera Barat terutama disumbang oleh kelompok bahan makanan. Laju deflasi kelompok bahan makanan pada Februari 2019 tercatat sebesar 2,51% (rntrn) atau lebih dalam dibandingan deflasi Januari 2019 yang sebesar 0,81 % (mtm).
"Masih berlangsungnya deflasi kelompok tersebut terutama dipicu oleh penurunan harga hortikultura (cabai merah dan bawang merah), beras, dan daging ayam ras," ungkapnya.
Penurunan harga cabai merah, bawang merah, beras, dan daging ayam ras masing-masing menyumbang deflasi sebesar 0,49% (mtm); 0,12 % (mtm); 0,02% (mtm), dan 0,02 % (mtm) terhadap deflasi Sumatera Barat. Menurunnya harga cabai merah disebabkan oleh melimpahnya pasokan dari luar Sumatera Barat, khususnya Aceh dan Medan, sehingga dapat menekan harga cabai merah lokal dan Jawa.
Sedangkan harga bawang merah terpantau turun karena hasil panen yang melimpah dari dalam Sumatera Barat, yakni Alahan Panjang. Turunnya harga beras terjadi karena peningkatan produksi seiring dengan cuaca yang lebih kondusif untuk pengeringan gabah.
Sementara itu, deflasi pada komoditas daging ayam ras merupakan imbas dari turunnya harga pakan ternak akibat melimpahnya pasokan impor jagung. Selain penurunan harga dari kelompok bahan makanan, deflasi juga disumbang dari penurunan harga bensin.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Ribuan Warga Padang Ikuti Senam Golkar Bersatu di GOR Agus Salim
- Sumbar Kirim 170 Anggota Ikuti Pra-Popnas, Ini Pesan Audy Joinaldy
- BPKH Hajj Run 2024 Diikuti Peserta dari Berbagai Provinsi di Indonesia
- Ketua Perwosi Sumbar Beri Penghargaan Khusus untuk Atlet dan Pelatih Wanita Berprestasi di PON dan Peparnas 2024
- Sumbar Kirim 57 Atlet untuk Berlaga Peparnas XVII Jawa Tengah, Dua Emas jadi Target
Pjs Bupati Agam jadi Instruktur Olahraga Rabu Pagi, Ini Pesannya
Olahraga - 20 November 2024
Ribuan Warga Padang Ikuti Senam Golkar Bersatu di GOR Agus Salim
Olahraga - 16 November 2024
Sumbar Kirim 170 Anggota Ikuti Pra-Popnas, Ini Pesan Audy Joinaldy
Olahraga - 10 November 2024