FGD Antisipasi Maksiat di Lingkungan Pendidikan, Ardipal: Mahasiswa UNP Mesti Steril dari LGBT

Senin, 21 Januari 2019, 18:53 WIB | Kabar Daerah | Kota Padang
FGD Antisipasi Maksiat di Lingkungan Pendidikan, Ardipal: Mahasiswa UNP Mesti Steril dari...
Suasana Focus Grup Discussions (FGD) yang diikuti para kepala sekolah di lingkup SD dan SMP di Kota Padang yang bertemakan "Antisipasi Tumbuhnya LGBT di Sekolah, " Senin (21/1/2019), di aula Hospitality UNP. (humas)

VALORAnews - Masalah lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) wajib disikapi dan ditangani secara serius tak hanya pemerintah, namun juga semua unsur termasuk keluarga, masyarakat dan semua elemen.

Menyikapi itu, Pemerintah Kota (Pemko) Padang bersama seluruh elemen terkait di Kota Padang baru-baru ini telah mendeklarasikan Padang Bebas Maksiat termasuk LGBT di dalamnya. Pada Senin (21/1/2019), Dinas Pendidikan menggelar Focus Grup Discussions (FGD) yang diikuti para kepala sekolah di lingkup SD dan SMP di Kota Padang. Tema FGD ini yaitu "Antisipasi Tumbuhnya LGBT di Sekolah".

"LGBT adanya penyimpangan perilaku yang bertentangan dengan hukum dan agama paling nomor satu. Karena banyak dampak negatif yang dihasilkan. Tak hanya bagi pelaku LGBT namun juga orang di sekelilingnya," ujar Wali Kota Padang, Mahyeldi sewaktu membuka FGD yang dilangsungkan di aula Hospitality UNP itu.

Untuk mengatasi LGBT serta penyakit masyarakat (pekat) lainnya, kata Manyeldi, Pemko telah melakukan berbagai upaya. Termasuk mendeklarasikan Padang Bersih Maksiat diiringi program keagamaan serta program penguatan keluarga melalui Program 1821.

Baca juga: TSR Provinsi Kunjungi Masjid Raya Kapundung, Ini Kata Bupati Pasbar

"Kita berharap, keluarga, masyarakat termasuk sekolah atau perguruan tinggi mendukungnya. Di samping itu kita juga mengharapkan dukungan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang, LKAAM serta para penceramah agar menyuarakan bahaya LGBT," tukas Mahyeldi yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan Barlius.

Dalam FGD itu, juga menghadirkan Ketua MUI Padang, Duski Samad, Wakil Rektor III UNP, Prof Ardipal serta narasumber lainnya.

Dalam paparannya, Duski Samad mengatakan, LGBT saat ini memang bisa dirasakan namun susah untuk dibuktikan. Perlu mengetahui apa saja faktor penyebab timbulnya perilaku penyimpangan seksual tersebut.

"Bisa saja pola asuh yang salah dari orang tua bagi anak-anaknya (broken home), trauma seksual atau pernah mengalami kekerasan seksual, aktifitas yang memicu penyimpangan, pengaruh lingkungan yang salah serta lain sebagainya," tukasnya.

Baca juga: 52 Guru Agam Ikuti Program S2 UNP, Bupati: Targetkan Selesai 1,5 Tahun

Sementara, Ardipal menyambut positif upaya Pemko Padang dalam memberantas LGBT, salah satunya melalui lingkungan sekolah atau perguruan tinggi.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: