27 Wilayah dan Ratusan Cabang Ambil Alih Muktamar NU ke-33

VALORAnews - Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur, memanas. Sedikitnya, 27 pengurus wilayah dan ratusan pengurus cabang, ambil alih pelaksanaan Muktamar, pasca penetapan sistem Ahwa untuk memilih Rois Am PBNU.

"Saya tak ingin NU terbelah. Saya meminta, agar NU harus tetap diselamatkan. Saya sedih melihat nasib NU pada muktamar kali ini," ungkap pimpinan sidang muktamar lanjutan, KH Hasyim Muzadi, pascapenetapan sistem Ahwa dalam memilih Rais Am PBNU di sidang yang digelar di alun-alun Jombang, Rabu siang tadi.

Muktamar lanjutan ini, digelar di pondok pesantren Tebu Ireng. Mayoritas, peserta muktamar lanjutan ini adalah pendukung KH Hasyim Muzadi sebagai Rais Am PBNU ke depan.

Saat sidang pleno mulai dilanjutkan di Ponpes Tebu Ireng, KH Hasyim Muzadi menegaskan, dirina tidak berharap ada NU tandingan atau muktamar luar biasa.

Baca juga: Penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra, Sumbar Cetak Hattrick

"Saya meminta, agar PWNU dan cabang yang hadir untuk menuntut panitia PBNU jika memang menganggap pelaksanaan muktamar tidak sesuai dengan tradisi dan ketentuan organisasi NU," tegasnya.

"Oleh karena itu, walaupun PWNU dan PCNU se-Indonesia mengambil alih persidangan muktamar, saya belum bersedia dicalonkan menjadi Rois Am PBNU karena saya tidak mau menyakiti para pendiri NU dengan dilanjutkannya muktamar ini," tambahnya.

Dalam tuntutannya, muktamirin yang hadir dalam sidang lanjutan di Ponpes Tebu Ireng, sepakat menolak dan menyatakan seluruh hasil-hasil pleno muktamar yang sudah ada, cacat hukum dan harus dilaksanakan Muktamar lagi.

Sampai berita ini diturunkan seluruh PW dan PC se-Indonesia yang hadir di Tebu Ireng, masih membahas tentang agenda muktamar lanjutan. (pl7)

Baca juga: Ini Harapan Gubernur Sumbar pada Peringatan Harhubnas 2024

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber: