Sumbar Alami Deflasi di Agustus 2018, Ini Analisisnya

Rabu, 05 September 2018, 17:34 WIB | Olahraga | Provinsi Sumatera Barat
VISI MISI CALON GUBERNUR SUMBAR PILKADA SERENTAK 2024

VALORAnews - Pergerakan Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumatera Barat pada Agustus 2018 mengalami deflasi. Pascainflasi sebesar 0,56% (mtm) pada Juli 2018, laju Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumatera Barat mencatat deflasi sebesar 0,37% (mtm) pada Agustus 2018.

"Laju deflasi tersebut terbentuk dari 2 (dua) kota sampling IHK yakni Kota Padang dan Kota Bukittinggi yang masing-masing mencatat deflasi sebesar 0,40% (mtm) dan 0,13% (mtm)," ungkap Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumbar, Endy Dwi Tjahjono dalam siaran pers yang diterima, Rabu (5/9/2018)

Dikatakan, laju deflasi Sumatera Barat berada di bawah pergerakan harga nasional yang juga mencatat deflasi sebesar 0,05% (mtm) pada Agustus 2018. Secara tahunan, inflasi Sumatera Barat pada Agustus 2018 sebesar 3,16% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan laju inflasi nasional yang sebesar 3,20% (yoy).

Sementara itu, laju inflasi Sumatera Barat tahun berjalan Januari-Agustus 2018 mencapai 1,62% (ytd) atau lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,13% (ytd). Dengan realisasi deflasi bulan Agustus 2018 tersebut, Sumatera Barat menduduki urutan deflasi terdalam ke-4 di Sumatera, dan urutan ke-9 dari 19 provinsi yang mengalami deflasi secara nasional.

Baca juga: Deflasi April 2024 di Sumatera Barat Dipicu Turunnya Harga Komoditas Pangan

"Bengkulu (1,80%, mtm), Sulawesi Tenggara (1,62%, mtm), dan Sulawesi Utara (0,88% mtm) terpantau sebagai provinsi dengan deflasi terdalam pertama, kedua, dan ketiga secara nasional," terang dia.

Deflasi Sumatera Barat pada Agustus 2018, ungkap Endy, terutama disumbang oleh angkutan udara dan beberapa komoditas bahan pangan strategis. Tarif angkutan udara pada bulan Agustus tercatat mengalami deflasi dengan andil sebesar 0,26% (mtm) seiring normalisasi harga pasca berakhirnya arus balik pulang basamo dan liburan sekolah yang memiliki andil inflasi 0,07% (mtm) bulan lalu.

Secara spesifik, dorongan deflasi juga berasal dari turunnya harga komoditas cabai merah, bawang merah, dan jengkol dengan andil deflasi masing-masing 0,13% (mtm); 0,07% (mtm); dan 0,05% (mtm). Turunnya harga cabai merah dan bawang merah diakibatkan oleh melimpahnya pasokan pasca panen dan datangnya kiriman dari daerah lain.

"Sedangkan turunnya harga jengkol disebabkan oleh kecukupan pasokan setelah aktivitas petani/pengambil jengkol kembali normal pascalebaran," terang dia.

Baca juga: IHK Sumbar Juni 2023 Alami Deflasi, Penyesuaian Harga BBM Nonsubsidi jadi Faktor Pemicu

Komoditas bahan pangan lainnya seperti kentang, tomat sayur, kangkung, petai, dan daging sapi juga menyumbang deflasi dengan andil masing-masing sebesar 0,029% (mtm); 0,027% (mtm); 0,025% (mtm); 0,017% (mtm); dan 0,012% (mtm). Selain itu, emas perhiasan dari kelompok sandang juga menyumbang deflasi bulan ini dengan andil 0,017% (mtm).

Halaman:
TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PILKADA SERENTAK 2024

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: