Sumbar Alami Deflasi di Agustus 2018, Ini Analisisnya
VALORAnews - Pergerakan Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumatera Barat pada Agustus 2018 mengalami deflasi. Pascainflasi sebesar 0,56% (mtm) pada Juli 2018, laju Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumatera Barat mencatat deflasi sebesar 0,37% (mtm) pada Agustus 2018.
"Laju deflasi tersebut terbentuk dari 2 (dua) kota sampling IHK yakni Kota Padang dan Kota Bukittinggi yang masing-masing mencatat deflasi sebesar 0,40% (mtm) dan 0,13% (mtm)," ungkap Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumbar, Endy Dwi Tjahjono dalam siaran pers yang diterima, Rabu (5/9/2018)
Dikatakan, laju deflasi Sumatera Barat berada di bawah pergerakan harga nasional yang juga mencatat deflasi sebesar 0,05% (mtm) pada Agustus 2018. Secara tahunan, inflasi Sumatera Barat pada Agustus 2018 sebesar 3,16% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan laju inflasi nasional yang sebesar 3,20% (yoy).
Sementara itu, laju inflasi Sumatera Barat tahun berjalan Januari-Agustus 2018 mencapai 1,62% (ytd) atau lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,13% (ytd). Dengan realisasi deflasi bulan Agustus 2018 tersebut, Sumatera Barat menduduki urutan deflasi terdalam ke-4 di Sumatera, dan urutan ke-9 dari 19 provinsi yang mengalami deflasi secara nasional.
Baca juga: Dharmasraya Alami Deflasi Periode Oktober 2024
"Bengkulu (1,80%, mtm), Sulawesi Tenggara (1,62%, mtm), dan Sulawesi Utara (0,88% mtm) terpantau sebagai provinsi dengan deflasi terdalam pertama, kedua, dan ketiga secara nasional," terang dia.
Deflasi Sumatera Barat pada Agustus 2018, ungkap Endy, terutama disumbang oleh angkutan udara dan beberapa komoditas bahan pangan strategis. Tarif angkutan udara pada bulan Agustus tercatat mengalami deflasi dengan andil sebesar 0,26% (mtm) seiring normalisasi harga pasca berakhirnya arus balik pulang basamo dan liburan sekolah yang memiliki andil inflasi 0,07% (mtm) bulan lalu.
Secara spesifik, dorongan deflasi juga berasal dari turunnya harga komoditas cabai merah, bawang merah, dan jengkol dengan andil deflasi masing-masing 0,13% (mtm); 0,07% (mtm); dan 0,05% (mtm). Turunnya harga cabai merah dan bawang merah diakibatkan oleh melimpahnya pasokan pasca panen dan datangnya kiriman dari daerah lain.
"Sedangkan turunnya harga jengkol disebabkan oleh kecukupan pasokan setelah aktivitas petani/pengambil jengkol kembali normal pascalebaran," terang dia.
Komoditas bahan pangan lainnya seperti kentang, tomat sayur, kangkung, petai, dan daging sapi juga menyumbang deflasi dengan andil masing-masing sebesar 0,029% (mtm); 0,027% (mtm); 0,025% (mtm); 0,017% (mtm); dan 0,012% (mtm). Selain itu, emas perhiasan dari kelompok sandang juga menyumbang deflasi bulan ini dengan andil 0,017% (mtm).
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Ribuan Warga Padang Ikuti Senam Golkar Bersatu di GOR Agus Salim
- Sumbar Kirim 170 Anggota Ikuti Pra-Popnas, Ini Pesan Audy Joinaldy
- BPKH Hajj Run 2024 Diikuti Peserta dari Berbagai Provinsi di Indonesia
- Ketua Perwosi Sumbar Beri Penghargaan Khusus untuk Atlet dan Pelatih Wanita Berprestasi di PON dan Peparnas 2024
- Sumbar Kirim 57 Atlet untuk Berlaga Peparnas XVII Jawa Tengah, Dua Emas jadi Target
Pjs Bupati Agam jadi Instruktur Olahraga Rabu Pagi, Ini Pesannya
Olahraga - 20 November 2024
Ribuan Warga Padang Ikuti Senam Golkar Bersatu di GOR Agus Salim
Olahraga - 16 November 2024
Sumbar Kirim 170 Anggota Ikuti Pra-Popnas, Ini Pesan Audy Joinaldy
Olahraga - 10 November 2024