Sumbar Alami Deflasi di Agustus 2018, Ini Analisisnya

Rabu, 05 September 2018, 17:34 WIB | Olahraga | Provinsi Sumatera Barat

Dijelaskan, dorongan deflasi tertahan oleh inflasi beras, bensin, dan nasi dengan lauk. Kenaikan harga di tingkat petani dan produsen gabah, khususnya jenis Cisokan Solok, menyumbang kenaikan harga beras secara umum dengan andil inflasi 0,09% (mtm) di bulan Agustus 2018 ini.

"Harga beras masih akan naik secara terbatas, namun tertahan oleh produksi beras di Sumatera Barat yang relatif tidak terganggu cuaca, diikuti masa panen yang tidak bersamaan setiap bulan," urainya.

Sementara, kenaikan harga minyak dunia yang diikuti kenaikan harga Pertamax dan Pertalite di bulan Juli 2018, masih mengakibatkan komoditas bensin menyumbang inflasi bulanan sebesar 0,04% (mtm) pada bulan ini. Kenaikan ini juga mengakibatkan harga nasi dengan lauk meningkat melalui kenaikan biaya produksi, dengan andil inflasi sebesar 0,03% (mtm).

Baca juga: Deflasi April 2024 di Sumatera Barat Dipicu Turunnya Harga Komoditas Pangan

Menghadapi berbagai risiko yang ada, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Sumatera Barat secara aktif melakukan berbagai upaya dalam pengendalian inflasi di daerah. Upaya tersebut tertuang dalam program pengendalian inflasi daerah 2018 yang difokuskan pada stabilitas harga komoditas penyumbang inflasi (terutama beras, cabai merah, bawang merah, telur ayam, dan daging ayam ras).

Kemudian, dilanjutkan dengan program-program yang ditujukan untuk mengatasi permasalahan pada aspek produksi, distribusi, tata niaga, dan kelembagaan. Program tersebut mencakup perbaikan jaringan irigasi dan sarana/prasarana pertanian, peningkatan akses jalan pertanian, pelaksanaan pasar murah, operasi pasar, sidak pasar, serta pemberdayaan Toko Tani Indonesia guna memotong mata rantai distribusi.

"Dalam rangka pemantauan efektivitas program-program tersebut terhadap pengendalian inflasi, TPID Sumatera Barat melakukan rapat koordinasi tim teknis pembahasan monitoring dan evaluasi program pengendalian inflasi 2018 yang dilaksanakan, 30 Agustus 2018 di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat," ungkapnya.

"Berdasarkan pertemuan tersebut, diketahui bahwa program pengendalian inflasi di Sumatera Barat sebagian besar telah dilaksanakan sesuai sasaran yang ditetapkan di awal tahun."

Monitoring pembahasan efektivitas program pengendalian inflasi juga dilakukan pada High Level Meeting TPID Sumatera Barat. Pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, selaku Ketua TPID Provinsi Sumatera Barat, serta dihadiri oleh Bupati/Walikota, Kepala OPD, TPPU, serta instansi vertikal di Sumatera Barat.

Dalam pertemuan tersebut juga dibahas mengenai identifikasi tantangan-tantangan pengendalian inflasi ke depan, serta perumusan langkah kebijakan agar inflasi tetap terjaga pada tahun 2018. Bank Indonesia turut memberikan masukan terkait kebijakan pengendalian inflasi antara lain peningkatan produksi pertanian, replikasi pembangunan Toko Tani Indonesia serta penyediaan emergency fund pada saat terjadi gejolak harga, serta percepatan pelaksanaan perdagangan antar kab/kota sebagai solusi pengendalian inflasi di Sumatera Barat.

Sejalan dengan rekomendasi Bank Indonesia, Gubernur Sumatera Barat memberikan arahan pengendalian inflasi ke depan dengan yaitu menjaga keseimbangan supply dan demand komoditas pangan strategis, melanjutkan program-program pengendalian inflasi yang sudah ada seperti penanaman satu juta polybag cabai merah, melakukan operasi pasar, sidak pasar, dan pasar murah.

Halaman:
IKLAN NOMOR URUT PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMBAR PEMILIHAN 2024

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan:
IKLAN CALON WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA PADANG PEMILIHAN SERENTAK 2024
IKLAN TOLAK POLITIK UANG PEMILIHAN SERENTAK 2024 KPU SUMBAR
IKLAN SOSIALISASI NOMOR URUT CALON BUPATI-WAKIL BUPATI KEPULAUAN MENTAWAI