Mengenal Megathrust Mentawai - BNPB

Kamis, 30 Juli 2015, 10:52 WIB | Wisata | Provinsi Sumatera Barat
Mengenal Megathrust Mentawai - BNPB
Akademisi Unand, Badrul Mustafa Kamal saat berada di atas kapal JAMSTEC (Februari 2005), waktu penelitian setelah gempa/tsunami Aceh. Penelitian ini utk melihat deformasi lantai samudera, akibat gempa yang menimbulkan tsunami (26/12/2004) lalu. Di kapal,

Nah, sekarang segmen Siberut. Pelepasan energi berupa gempa besar di segmen ini tercatat pada tahun 1797 dengan magnitudo sekitar 8,5-8,7 SR juga. Juga ada tsunami. Kemudian terjadilah gempa pada tanggal 10 April 2005 dengan kekuatan 6,7 SR.

Kekuatan semacam ini tentu jauh lebih kecil dari 8,7. Walaupun banyak sekali gempa berkekuatan di bawah 6 atau 5 SR sampai dua bulan sesudah itu, tapi jelas masih jauh dari yang seharusnya. Lalu terjadilah gempa pada tanggal 30 September 2009 di pinggiran segmen Siberut sebelah timur, dengan kekuatan 7,9 SR.

Walaupun cukup banyak kerugian jiwa dan harta benda serta rusaknya infrastruktur terutama di kota Padang dan Padang/Pariaman, tapi tetap energi yang keluar ditambah dengan yang tanggal 10 April 2005, belum setara.

Baca juga: Gempa Besar di Megathrust, Badrul: Jika Pusatnya di Pulau, Insya Allah Tak Picu Tsunami

Dr. Irwan Meilano dari ITB memperkirakan baru sepertiga yang keluar. Jadi masih ada kira-kira duapertiga lagi yang tinggal. Duapertiga energi yang tinggal inilah yang diyakini oleh tim BNPB berpotensi menimbulkan gempa besar. BNPB menyebut 9 SR.

Kalau saya menyebut paling tinggi 8,5 SR. Dan saya pernah berdiskusi dengan John McKlosky (pakar geofisika dari Irlandia), beliau pun sepakat dengan saya, bahwa dengan sejarah gempa yang terjadi di segmen ini 8,7 SR, maka energi yang tersisa maksimum menghasilkan gempa 8,5 SR.

Tidak masalah dengan prediksi BNPB yang 9 SR. Maksudnya mungkin agar semua kita, termasuk tim BNPB sendiri beserta BPBD Sumbar dan kota/kabupaten menyiapkan diri menghadapi gempa 9 SR. Kalau kita bersiap dengan 9 SR, lalu terjadi di bawah itu....aman bukan?

Jadi itu maksudnya. Begitu juga dengan tsunami. Untuk terjadi tsunami, ada syarat-syaratnya. Tidak harus sebuah gempa menghasilkan tsunami. Itu sangat tergantung kepada lokasi episentrum di segmen Siberut itu.

Tinggi tsunami itu pun, untuk pesisir barat Sumatera, dari sejarahnya dan dari simulasi/pemodelan yang dibuat oleh pakarnya, baik di ITB, UGM dan Caltech (California Institut of Technology), hanya 6 meter dpl (diatas permukaan laut). Waktu sampai tsunami untuk di Mentawai antara 10-12 menit setelah gempa besar dan untuk pesisir barat Sumatera antara 30-50 menit sesudah gempa besar.

Mudah-mudahan penjelasan saya ini dapat dipahami. Jangan kita takut terhadap gempa dan tsunami. Yang harus kita lakukan adalah WASPADA. Bukan takut. Pelajari mitigasi untuk menghadapi bencana gempa dan tsunami ini.

CATATAN TAMBAHAN:

Halaman:
IKLAN NOMOR URUT PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMBAR PEMILIHAN 2024

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan:
IKLAN CALON WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA PADANG PEMILIHAN SERENTAK 2024
IKLAN TOLAK POLITIK UANG PEMILIHAN SERENTAK 2024 KPU SUMBAR
IKLAN SOSIALISASI NOMOR URUT CALON BUPATI-WAKIL BUPATI KEPULAUAN MENTAWAI