Ini Analisis Pakar Geologi tentang 14 Kali Gempa Beruntun di Mentawai

Jumat, 27 Juli 2018, 10:41 WIB | Wisata | Provinsi Sumatera Barat
Ini Analisis Pakar Geologi tentang 14 Kali Gempa Beruntun di Mentawai
Prof Badrul Mustafa di kapal JAMSTEC (pada Februari 2005), sewaktu penelitian setelah gempa/tsunami Aceh, untuk melihat deformasi lantai samudera akibat gempa yang menimbulkan tsunami 26 Desember 2004 lalu. Di kapal, ikut antara lain Nugroho (Geoteknologi

VALORAnews -- Kawasan di sepanjang Kabupaten Kepulauan Mentawai, memiliki dua mekanisme penyebab gempa yakni sesar geser (strike-slip) dan Megathrust. Masing-masing punya akumulasi energi, karena ada dua pergerakan batuan di daerah ini.

Demikian dikatakan pakar geologi dari Unand, Prof Badrul Mustafa pada diskusi grup whatsapp, sekaitan dengan terjadinya 14 kali goyangan lindu di Kabupaten Mentawai sepanjang Kamis (26/7/2018) sore hingga Jumat (27/7/2018).

"Analisa mekanisme fokus (bagian dari ilmu seismologi) yang dilaporkan BMKG, bukan Megathrust. Jika dilihat kedalaman pusat gempa yang hanya 10 km, juga menunjukkan bukan di zona subduksi. Jika subduksi, kedalamannya di titik tersebut harusnya paling kurang 30 km," ungkap Prof Badrul menganalisis 14 kali gempa, yang semua kekuatannya kurang dari 5 skala richter (SR) itu.

Menurut Prof Badrul, untuk mengetahui lebih detail, apa yang terjadi di tempat ini (titik yang terjadi 14 kali gempa-red), diperlukan penelitian Seismik Marin. Sebab, bisa saja ada patahan geser yang bukan sejajar dengan Pulau Sumatera, tapi justru tegak lurus terhadap Pulau Sumatera.

Baca juga: Era Sukma Munaf Hadiri Silatgab Kesiapsiagaan Megatrush di Padang

"Kalau itu ada (patahan geser yang tegak lurus Pulau Sumatera-red) dan masuk ke Kota Padang, maka itu bisa berisiko," kata Prof Badrul menganalisis.

Dikatakan, Sesar Mentawai bermula dari kompleks Krakatau di selat Sunda. Ia kemudian terus ke sisi timur Pulau Enggano di Bengkulu, lalu terus ke sisi timur kepulauan Mentawai (Pagai Selatan, Pagai Utara, Sipora, Siberut).

Selanjutnya, ia terus ke kepulauan Nias. "Hanya di Pulau Nias, sesar ini masuk ke daratan," terangnya. "Keluar dari Pulau Nias, sesar ini bercabang dua. Yang satu terus ke Pulau Simeulue, satunya lagi bersambung dengan sesar Batee yang terus masuk ke Pulau Sumatra," tambahnya.

"Jadi, sesar Mentawai ini di Sumatera Barat, In Syaa Allah tidak berbahaya, karena tidak melewati daratan. Sesar mendatar berbahaya, jika ada di daratan atau pulau, seperti sesar Semangko," tuturnya.

Baca juga: Plt Gubernur Gubernur Sumbar Sampaikan Terima Kasih Masyarakat pada Kepala Basarnas, Ini Alasannya

Mengenai aktivitas sesar Mentawai ini, ungkap Prof Badrul, Dr Hery Haryono dari Geoteknologi LIPI, pada tahun 1990 sudah menulis berdasarkan data yang didapat dari joint research Indonesia-Perancis. Dia menyimpulkan, aktivitas kegempaannya tidak terlalu banyak.

Halaman:
IKLAN NOMOR URUT PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMBAR PEMILIHAN 2024

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan:
IKLAN CALON WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA PADANG PEMILIHAN SERENTAK 2024
IKLAN TOLAK POLITIK UANG PEMILIHAN SERENTAK 2024 KPU SUMBAR
IKLAN SOSIALISASI NOMOR URUT CALON BUPATI-WAKIL BUPATI KEPULAUAN MENTAWAI